Yohanes 19:25-34
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh.19:25-27)
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita berjumpa dengan para perempuan istimewa, Bunda Maria, Maria isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Mereka adalah perempuan tangguh dalam beriman dan setia menyertai Tuhan hingga di puncak penyaliban Golgota. Pesan keutamaannya adalah Bunda Maria menyatakan kesungguhannya sebagai seorang ibu yang selalu ada di dekat anaknya terutama pada saat mengalami kesulitan dan menghadapi penderitaan. Kita menyaksikan ketabahan dan ketegaran seorang ibu yang tetap ingin meneguhkan dan menyertai puteranya. Ia adalah seorang pelindung, pengayom dan peneguh bagi yang sedang berjuang dalam derita. Bahkan Michael Angelo melukiskan Maria sedang memangku dan memeluk jenazah Yesus dalam sebuah karya seni patung yang berjudul “Pieta”. Itulah gambaran hati seorang ibu yang tegar dan penuh cinta kepada anaknya.
Sahabat terkasih,
Ketabahan seorang Maria mencerminkan hatinya yang tak pernah gentar menghadapi aneka macam duka derita. Ia memegang teguh kominten awal panggilannya dan kesanggupannya. Ecce Ancilla Domini, Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum, atau Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku seturut perkataan-Mu itu. Bunda Maria adalah teladan umat beriman karena ketabahan dan kesetiaannya. Maka marilah dengan rendah hati kita berusaha meneladan Bunda Maria agar setia kepada Tuhan dan selalu ada di dekat-Nya, memegang teguh komitmen iman kepada-Nya, dalam kondisi dan situasi apa pun juga.
Untuk apa hidup dengan keangkuhan?
Tunjukkan salam sapa kasihmu.
Aku ini hamba Tuhan,
terjadilah padaku seturut perkataan-Mu.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)