“Asas & Dasar” dan “Minggu”, Dinamika Latihan Rohani (2)

0
4,045 views

YUK kita kembali ke tahapan dinamika pengolahan batin melalui Latihan Rohani.

Pada bagian Pendahuluan atau lazim disebut “Asas dan Dasa” (Principium et Fundamentum), peserta khalwat diajak merenungkan tujuan hidup manusia. Kita dibimbing oleh romo pembimbing retret untuk merenungkan dan menimbang-nimbang berbagai macam sarana untuk mencapai tujuan itu.

Sikap lepas bebas

Di sini kita diperkenalkan dengan sikap batin baru yakni semangat tidak mau terikat oleh apa pun yang dalam bahasa Spiritualitas Ignatian sering disebut sebagai sikap lepas bebas (indifferent). Agar kita menjadi lebih “rohani”, maka kita diajak untuk berani bersikap dan bersemangat lepas bebas terhadap semua sarana dan dihantar bagaimana seharusnya memilih sarana-sarana tertentu namun yang lebih mendukung ke arah tujuan hidup manusia.

“Minggu Pertama”

Kita diajak  menyadari situasi keberdosaan kita sebagai manusia yang lemah dari segala godaan akan tahta, kemakmuran dan wanita. Meski demikian, retret juga mengajak kita menyadari bagaimana Tuhan tetap mencintainya kita kendati berdosa.

Diharapkan dalam permenungan-permenungan selama Minggu Pertama ini, kita tidak hanya dibawa pada kesadaran akan dosa dan segala akibatnya. Lebih dari itu, kita dituntun oleh Roh Kudus untuk meningkatkan kesadaran batin yang mendalam akan cinta kasih Tuhan. Kesadaran ini menjadi landasan kuat untuk memasuki tahapan berikutnya yakni Minggu Kedu yakni berani menjawab ajakan dan panggilan Tuhan.

“Minggu Kedua”

Pada tahapan ini, kita dituntun oleh romo pembimbing untuk merenungkan hidup Yesus secara historis sebagai manusia. Ajakan ini didasari pada visi Yesus yang memanggil manusia untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia. Jalan yang ditempuh dalam pergumulan ini adalah jalan kemiskinan, kerendahan hati, berani derita demi melawan “kerajaan setan”. Jika orang sungguh mau berjuang, ia juga siap untuk menderita bersama Yesus. Kesiapan batin ini menjadi modal dasar untuk memasuki tahapan berikutnya.

“Minggu Ketiga”

Kita diajak melalui bimbingan intensif romo pembimbing rohani untuk kembali menyadari bahwa salib dan penderitaan adalah konsekuensi tak terelakkan dari pilihan hidupnya untuk mengikuti Yesus. Dengan memasuki dinamika perasaan akan penderitaan, orang juga akan siap masuk dalam kemuliaan dan kegembiraan Yesus yang dijanjikan pada tahan berikutnya.

“Minggu Keempat”

Kita diajak berkontemplasi mengenai peristiwa kebangkitan Yesus dari alam maut. Permenungan ini membawa kita pada sebuah harapan, mengikuti Yesus tidak berhenti pada salib melainkan kebangkitan.

Latihan Akhir

Sebelum kita merampungkan retret, maka muncullah pertanyaan penting: bagaimana kita harus hidup selanjutnya?  Latihan ini menjadi semacam “jembatan” agar kita bisa kembali  ke realitas hidup yang  nyata namun dengan membawa semangat baru yakni kasih.

Ignatius de Loyola melalui Latihan Rohani menuntun ke arah melalui Kontemplasi untuk Mendapatkan Cinta.  Di sini orang dilatih untuk merasakan dalam iman bahwa segala sesuatu merupakan pancaran kasih Tuhan. Dengan demikian, orang diharapkan mampu menemukan Tuhan dalam segala hal; Tuhan yang tak lain adalah Sang Kasih itu sendiri. Dengan demikian, manusia diharapkan mau menyerahkan diri untuk diuasai oleh cinta Allah.

Mispan Indarjo, bekerja di sebuah badan internasional di Jakarta.

Sumber: Finding God, the Ignatian Way oleh Jim Blumeyer SJ (http://school.jhssac.org);

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here