Tahun C-1. Pekan Biasa XXII
Selasa, 4 September 2019
Bacaan: Kol 1:1-8; Mzm 52:10.11; Luk 4:38-44.
Renungan:
KESEMBUHAN mertua Petrus di rumahnya menjadikan awal kesembuhan bagi banyak orang; “Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka”. Namun Yesus tidak tenggelam menuruti keinginan banyak orang. Ia mengatakan “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”. Ada satu inspirasi menarik yang dapat kita petik dari kisah ini yaitu “membuka rumah bagi orang lain” artinya “keselamatan bukan hanya untuk saya, kampung saya, tetapi juga semua orang.”
Sangat menarik jika rumah kita menjadi tempat pengungsian dan penyembuhan bagi mereka yang “sakit”, mulai dari sharing iman sampai kepada keluhan pengalaman berat; tempat mengobrol dari pengalaman harian sampai pada pengalaman kesaksian iman. Tempat yang terbuka untuk menerima siapapun, terutama mereka yang membutuhkan pengusian hati dan penyembuhan bagi mereka yang terluka. Rumah kita juga menjadi tempat yang nyaman bagi kegiatan ataupun pertemuan lain. Kadang ritme hidup harian kita berubah karena aneka perjumpaan yang terjadi di rumah kita. Inilah prototipe rumah mertua Petrus. Rumah dan keluarga yang tidak hanya menerima berkat, tetapi juga membuka berkat dengan keterbukaan. Walaupun rumah kita sederhana; kita tidak menyajikan hidangan yang mewah; tidak mempunyai ruang tamu yang besar, tetapi rumah kita menjadi rumah Allah yang menyelenggarakan keselamatan.
Namun tidak sedikit orang beriman yang membangun rumah demikian besar, bagus, memasang pagar keamaan pribadi yang tidak mau diusik oleh saudara-saudarinya di kanan kirinya. Mereka bisa saja aktif dalam pergerakan atau kegiatan rohani, mampu memberikan kesaksian iman atau merasa terberkati sebagai keluarga beriman, tetapi mereka tidak berbagi berkat dan membuka hidup bagi orang lain. Rumah ini membuka diri dan berbagi keselamatan.
Jika kita sudah mengalami berkat Tuhan di rumah -keluarga kita. Berkat itu bukan hanya milik kita. Berkat itu juga harus diterima oleh saudara-saudari kita.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana rumah mertua Petrus menjadi tempat dimana Allah menyelenggarakan keselamatan.
Refleksi:
Apakah rumah / keluargaku menjadi tempat terbuka bagi setiap orang yang membutuhkan keselamatan dari Tuhan?
Doa:
Ya Bapa, semoga rumah kami menjadi tempat berjumpa bagi mereka yang berjauhan, tempat berbagi kepada mereka yang berkekurangan, pengungsian bagi mereka yang membutuhkan hati seorang pendengar dan penyembuhan bagi mereka yang sakit dan terluka. Amin.
Perutusan:
Bukalah rumah anda bagi saudara-saudari anda yang berbagi hidup ataupun yang membutuhkan penghiburan. Jadikanlah rumah anda tempat Tuhan menyelenggarakan keselamatanNya.
(Morist MSF)- www.misafa’java.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)