Renungan Harian Senin, 07.10.19 PW St. Perawan Maria Ratu Rosario, Luk. 10:25-37: Homo Homini Socius

0
600 views
Ilustrasi: Menolong sesama.

SIAPAKAH sesamaku manusia? Itulah pertanyaan seorang ahli kitab kepada Yesus. Nampaknya seorang ahli kitab mengalami kekaburan soal definisi sesama.

Bagi ahli kitab sesama itu orang yg sealiran, orang yg mempunyai tali persaudaraan, orang yg sesuku. Pandangan yg benar, tetapi terlalu sempit. Maka Yesus memberikan jawaban. Dan Yesus menjawab dengan sebuah cerita tentang orang Samaria yg baik hati.

Cerita yg hanya ada dalam Injil Lukas ini mau menyampaikan pesan kepada para pembaca bahwa orang yg dianggap asing dan dimusuhipun adalah sesama bagi kita.

Bagi orang Yahudi pada waktu itu, orang Samaria adalah orang kelas dua orang asing, dan dianggap orang yang najis. Stempel yang dicapkan dalam diri orang Samaria adalah stempel yang keji. Di mata orang Yahudi, orang Samaria adalah orang yang tidak ada nilainya.

Orang yang dianggap tidak ada nilainya ini justru orang yang mempunyai hati. Ia sungguh menunjukkan pribadi yang bisa menghargai dan menerima orang lain sebagai sesama.

Menjadi bahan refleksi bagi kita sekarang ini. Kadang kita juga mengalami kekaburan tentang sesama. Bisa jadi pandangan kita tentang sesama, sama dengan pandangan ahli kitab. Sesama masih kita kotak-kotakkan atas dasar keyakinan.

Pandangan itu harus kita bongkar. Sesama adalah semua orang apa pun agama dan keyakinannya.

Maka keberadaan orang lain adalah sesama yg harus kita hormati dan hargai. Manusia adalah saudara bagi sesamanya. Homo homini socius.

Dengan demikian kita menerima saudara kita apa adanya, bukan adanya apa.

Kamu adalah saudaraku. Aku adalah saudaramu. Kita adalah saudara. Manusia bukan serigala bagi sesamanya, tetapi manusia adalah saudara bagi sesamanya.

Tuhan memberkati kita dan seluruh keluarga.@diopr.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here