Dalam kotbah yang disampaikan saat perayaan ekaristi menyambut tahun baru, pada Minggu (1/1), Paus Benediktus XVI menyerukan tentang pentingnya penekanan pada nilai moral dalam pendidikan pemuda sehingga kaum muda dapat menjadi pembangun perdamaian.
Dalam perayaan ekaristi yang berlangsung di Basilika Santo Petrus Sri Paus menyerukan kepada para pemimpin agama dan pendidik untuk melawan budaya relativisme dalam mendidik angkatan muda.
“Budaya relativisme radikal menimbulkan pertanyaan keras, apakah masih masuk akal untuk mendidik. Lalu, mendidik untuk apa?” kata Paus.
Kita semua bertanggung jawab penuh dalam mendidik kaum muda di tengah bayang-bayang yang mengaburkan cakrawala dunia dengan pengetahuan tentang kebenaran, nilai asasi dan kebajikan dan mengajak mereka melihat masa depan dengan harapan,” tambahnya.
Pemimpin rohani 1,1 miliar umat Katolik Roma sedunia itu mengatakan bahwa zaman ini ditandai oleh mentalitas kemajuan teknologi yang bisa jadi dapat mengarahkan anak-anak muda untuk tidak menenggang rasa dan cenderung anarki (melakukan kekerasan). Inilah kenyataan sosial tempat anak-anak tumbuh.
Jika kaum muda dibantu dalam menggabungkan rasa mendalam tentang keadilan dan menghormati orang lain serta kemampuan menangani sengketa tanpa kesombongan, mereka akan menjadi manusia damai dan pembangun perdamaian, tambahnya.
“Anak-anak sekarang tumbuh di dunia yang rasanya makin kecil, tempat hubungan antarbudaya dan tradisi yang berbeda-beda. Karena itu, berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya, bagi mereka sangat penting untuk belajar tentang seni hidup berdampingan secara damai, megnhormati satu sama lain dan saling memahami dalam musyawarah,” kata tokoh berusia 84 tahun itu.