SUDAH kurang lebih selama 40 tahun lamanya, Romo Carolus Burrows OMI tinggal dan berkarya di Cilacap, kota “minyak” Pertamina di ujung barat daya Provinsi Jateng. Lengkap dengan sejarah karyanya yang luar biasa di bidang pemberdayaan masyarakat lokal, maka Romo Carolus OMI ibarat pahlawan di Cilacap.
Mula-mula, imam Obat Maria Imakulata yang bernama lengkap Charles Patrick Edward Burrows ini membangun jalan. Memperbaiki badan jalan yang pating brocel menjadi lebih “mulus”. Barulah kemudian, karyanya merambah dunia pendidikan, pengembangan kawasan, dan lainnya.
Kampung Laut
Salah satu karya besar dan paling monumental Romo Carolus adalah mengubah kawasan berlumpur di Kampung Laut di sepanjang Segara Anakan menjadi areal baru pertanian yang sangat produktif. Dari semula menjadi nelayan, kini masyarakat Kampung Laut menjadi produsen besar dengan kapasitas yang melimpah.
Atas karya besar ini, Romo Carolus OMI diganjar penghargaan Ma’arif Award 2012.
Itu di tataran sejarah. Di kalangan akar rumput, Romo Carolus sungguh menjadi representan Gereja Katolik –khususnya Tarekat Oblat Maria Imakulata (OMI)—yang peduli dan berbelarasa dengan masyarakat sekitarnya.
Persis di sinilah, animo masyarakat Cilacap begitu menggelora. Dengan antusiasme besar, mereka berpartispasi mengikuti rangkaian acara paket dua hari merayakan pesta emas imamat 50 tahun Romo Carolus Burrows OMI.
Buktinya terjadi di dalam Kapel Seminari Yuniorat OMI dan di Lapangan Imakulata yang berlokasi di depannya. Lalu juga di Aula Akademi Maritim Nusantara tempat digelarnya acara ramah tamah.
Gema perayaan 50 tahun imamat Romo Carolus OMI bahkan sampai juga ke Jakarta. Tepatnya dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Tak kurang Pak William Kwan alias Kwan Hwie Liong, seorang kolektor batik asal Pekalongan di Jateng, datang mengikuti seluruh rangkaian acara ini.
Ini merupakan kunjungan kedua bagi William Kwan ke Cilacap dan bertemu Romo Carolus. Tiga bulan lalu, bersama tim, William belajar dari Romo Carolus tentang kiprahnya menyulap kawasan permukiman berawa-rawa di Kampung Laut menjadi kawasan produksi padi melimpah.
Berikut ini wawancara Sesawi.Net dengan William Kwan atas inisiatifnya berkunjung ke Cilacap untuk kedua kalinya.
“Kami bersemangat turut menghadiri Perayaan Imamat 50 tahun Romo Carolus sebagai wujud penghormatan dan puji syukur kami atas layanan tanpa henti selama 46 tahun dari Romo Carolus bagi kemajuan masyarakat Cilacap.”
“Perkenalan kami dengan Romo Carolus terjadi saat kunjungan kami dan rekan-rekan lain dari Pokja Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) tanggal 2 Maret 2019 lalu untuk belajar tentang karya kemanusiaanuniversal di bidang pemberdayaansosial ekonomi yang dirintis oleh Romo Carolus sebagai seorang penggerak masyarakat tulen.”
“Kami sangat terkesan, terharu, dan hormat penuh atas ketulusan, semangat dan kerja luar biasa keras serta konsistensi dari Romo Carolus dan rekan-rekan YSBS (Yayasan Bina Sejahtera) untuk membantu masyarakat Cilacap tanpa membedakanlatar belakang identitas sosial mereka.”
“Model pemberdayaan manusia melalui kebersamaan dalam membangun kesejahteraan sosial ekonomi yang dirintis oleh Romo Carolus dkk di Cilacap ini patut menjadi salah satu contoh terbaik bagi upaya pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.”
“Bukan saja Romo Carolus sudah terbukti memberikan kontribusi di bidang sosial ekonomi dan pendidikan, namun juga telah menjadi salah satu perekat sosial yang efektif di antara masyarakat plural, beragam di Cilacap.”
“Semoga Romo Carolus selalu sehat dan sukses bahagia rekan-rekan YSBS dalam mendampingi masyarakat tertinggal di Cilacap untuk terus maju berkembang, mencapai kesejahteraan dan kedamaian yang lebih baik.”
Berikut ini gambaran suasana pesta rakyat di mana antusiasme masyarakat Cilacap merepon pesta emas 50 tahun imamat Romo Carolus Burrows dengan emosi sukacita. (Selesai)