SEBUAH nukilan kayu yang dipercaya sebagai relikwi palungan di mana bayi Yesus diletakkan saat kelahirannya telah tiba di Israel. Setelah ditahtakan di Gereja Notre Dame, Yerusalem, relikwi suci yang selama ini menjadi koleksi Vatikan ini akhirnya dikirim ke Bethlehem, wilayah kekuasan Relikwi suci ini disambut meriah di Bethlehem dengan iringan musik.
Lalu, nukilan kayu ini diletakkan di Gereja St. Catharina Bethlehem tepat pada hari Sabtu tanggal 30 November 2019.
Gereja St. Chatarina terletak bersampingan dengan Gereja Kelahiran Kristus –keduanya di Bethlehem yang secara politik dan geografis masuk dalam wilayah otoritas Pemerintah Palestina.
Peritiwa ketibaan relikwi suci berupa nukilan palungan bayi Yesus itu terjadi bersamaan dengan hari-hari awal masyarakat Katolik di wilayah Palestina mulai memasang semua ornament Natal 2019.
“Ini merupakan hari bersejarah karena benda itu kembali ke daerah asalnya dan diharapkan mampu membetot atensi para turis wisata rohani yang berkunjung ke Palestina dari seluruh penjuru dunia,” ungkap Amira Hanania, anggota Komite Tingkat Tinggi untuk Urusan Gereja-gereja Pemerintah Palestina sebagaimana dikutip oleh The Jerusalem Post.
“Merayakan Natal dengan hadirnya relikwi nukilan palungan Yesus akan menjadi istimewa dan besar,” tambah pejabat senior dari Kantor Kepresiden Mahmoud Abbas ini.
Kecil sekali
Nukilan kayu yang dipercaya sebagai bagian kecil dari palungan di mana bayi Yesus itu diletakkan merupakan koleksi barang berharga bernilai rohani warisan abad ke-7. Benda yang panjangnya hanya beberapa sentimeter ini dikirimke Vatikan di abad ke-7 sebagai hadiah kepada Paus Theodorus I oleh Patriark Yerusalem St. Sophronius saat itu.
Menurut Paus Fransiskus, benda relikwi suci selanjutnya akan diserahkan kepada Kustodian Fransiskan Pastor Francesco Patton yang bertanggungjawab mengelola Gereja-gereja Katolik di seluruh Tanah Suci.
Perlu diketahui,keberadaan para Fransiskan di Tanah Suci ini sudah berlangsung sangat lama.
“Kami sangat bergembira menerima benda relikwi itu kembali dan kami berterimakasih kepada Paus Fransiskus atas hadiah dan pengembalian benda suci ini,” kata Pastor Patton, Kustodian Ordo Fransiskan di Tanah Suci.
Walikota Bethlehem Anton Salman mengklaim bahwa proses “repatriasi” reliwki palungan suci itu sampai terjadi berkat lobbi yang dilancarkan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas saat mengunjungi Bapa Suci belum lama ini.
“Ribuan tahun silam,” demikian kata Dr. Yisca Harani kepada harian Haaretz terbitan Israel, “Penguasa Romawi sengaja memborong benda-benda suci dari Timur (baca: Tanah Suci) untuk membangun ‘Yerusalem yang Lain’. Kali ini, Roma (baca: Vatikan) sudah kembali jaya dan mampu mengembalika benda bersejarah itu ke Yerusalem dan kemudian ke Bethlehem.”
Tahun lalu, Vatikan atas restu dan izin Sri Paus Fransiskus juga mengembalikan nukilan tulang-belulang Santo Petrus ke Gereja Ortodoks Timur.
Langkah “berani” Sri Paus ini, demikian tulis The Jerusalem Post, dimaknai sebagai upaya mendekatkan Gereja Katolik Roma dan Gereja Katolik Orthodoks Timur kembali “merapat” untuk bisa bersatu kembali.
Bethlehem berlokasi di Tepi Barat (Sungai Yordan), bukan di Jalur Gaza yang selalu “berkobar”.
Umat Katolik merupakan kelompok minoritas –hanya 1% saja—dari masyarakat Palestina yang mendiami wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Beda waktu perayaan
Perayaan Hari Natal dirayakan secara berbeda-beda di Yerusalem oleh tiga denominasi Kristiani di Kota Kelahiran Yesus ini.
- Tanggal 25 Desember menjadi “harinya” Natal bagi segenap Umat Katolik dan Kristen.
- Tanggal 6 Januari adalah Hari Natal bagi umat Katolik Orthodoks Timur.
- Tanggal 19 Januari menjadi Hari Natalnya Gereja Katolik Armenia.
Sumber: The Jerusalem Post.
Photo credit: Reuters by The JPost.