Lentera Keluarga – Pengharapan Dalam Penantian Panjang

0
518 views

Tahun A-2. Pekan Adven III
Selasa,17 Desember 2019. 
Bacaan: Kej 49:2.8-10; Mzm 72:1-2.3-4b.7-8.17; Mat 1:1-17

Renungan:

TONGKAT kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya sampai datanglah dia yang berhak atasnya, dan kepadanya akan takluk bangsa-bangsa” demikian Yakub berkata kepada anak-anakNya dalam penghujung usianya akan adanya pribadi (Mesias) yang “paling berhak” atas tahta. Ada rentetan sejarah dan peristiwa panjang yang menerima garis keturunan Yehuda, termasuk dengan dosa dan ketidaksetiaan serta keputusasaan. Namun janji Allah itu kemudian tergenapi pada satu pribadi yaitu Yesus Kristus.Satu hal yang perlu kita garisbawahi bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah buah rentetan panjang dari janji Allah; sudah direncanakan dan dimaksudkan oleh Allah dalam sejarah. Mesias hadir dalam garis keturunana Yehuda. Dan saat-saat kehadiranNya sangat dinantikan, diharapkan membawa perubahan besar bagi hidup bangsa Israel. 

Masa adven adalah masa pengenangan akan penantian akan pemenuhan janji Allah. Kita membangkitkan kembali harapan akan penantian kehadiran Sang Mesias di tengah pergumulan kita dan keraguan kita bahwa hidup kita, keluarga kita, komunitas, dan masyarakat kita akan menjadi lebih baik. Kita mengobarkan harapan dan keyakinan kita bahwa Allah akan menjadikan segalanya itu baik dan sungguh sangat baik. Ibaratnya seperti bahtera, tidak selamanya perjalanan hidup kita terus melintasi lautan, yang kadang teduh dan badai; jika kita berpegang pada peta dan terus berjalan, kita akan sampai daratan tempat kita berlabuh. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah bagaimana perjalanan panjang janji Allah kepada para bapa bangsa itu menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. 

Refleksi:

Apa sikap dan perasaanku ketika aku tidak juga mendapati ending yang baik dalam perjalanan hidupku, keluarga, perkawinan, komunitas maupun dalam bermasyarakat? Apakah aku belajar tetap melangkah dengan setia? Ataukah aku memadamkan pengharapanku itu?

Doa: 

Ya Bapa, semoga api pengharapanku akan janji pemulihanMu tetap menyala meskipun berada di tengah badai dan ketidakpastian akan masa depan hidup. 

Perutusan:

Di saat kita tidak melihat ending hidup kita, berpeganglah dan setialah pada jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here