Berbagi Kebaikan, Meski Punya Kelemahan

0
146 views

PEPATAH mengatakan bahwa manusia cuma nampan yang membawa anggur manis. Sebagus apa pun nampan, orang hanya menikmati anggur itu.

Ajarkanlah hal yang benar dan mulia, maka mereka akan menikmati kebenaran walau diberikan oleh sesama yang penuh kelemahan.

Seorang murid senior berkata kepada sang Guru, “Saya tidak berani mengajar, guru. Kelemahanku sangat banyak, bagaimana saya mengajar orang lain?”

Sang Guru menjawab, “Mawar yang indah menempel pada batang yang berduri, dan orang tetap menyukai mawar. Masakan enak dihasilkan melalui wajan yang menghitam, dan orang tetap menyukainya. Bahkan bunga teratai yang demikian anggun, berdiri di atas rawa-rawa kotor dan bau, namun tetap saja teratai menimbulkan kekaguman bagi banyak orang.”

Sang murid masih belum mengerti. Ia bertanya, “Maksud Guru?”

Sang Guru berkata, “Demikian juga dengan dirimu. Mungkin kamu penuh kelemahan dan kesalahan. Tetapi sepanjang apa yang kamu ajarkan adalah hal yang benar, maka orang tetap akan melihat kebenaran itu. Fokuslah kepada isi, barulah perindah wadahnya.”

Sang murid semakin yakin akan kemampuan dirinya. Ia pun mulai menghilangkan rasa cemasnya. Ia berkata, “Kalau begitu, saya akan menyiapkan segala sesuatu. Tetapi tetap saja penampilan itu sangat dibutuhkan.”

Sang guru berkata, “Ya, semestinya begitu, Percuma saja jika wadahnya mahal, namun isinya tidak berharga. Bukankah lebih baik badan sehat dengan baju butut, daripada baju mewah namun tubuh sakit sakitan? Kamu cuma kertas yang membungkus hadiah, sebagus apa pun orang tetap menyimpan hadiahnya dan membuang bungkusnya.”

Sering orang terpaku pada kememahan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Mereka menunggu berbuat sesuatu yang baik, kalau mereka sudah memiliki banyak hal baik. Akibatnya, orang tidak buat apa-apa bagi kepentingan bersama.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk mengembangkan diri kita. Murid itu menyadari kelemahan-kelemahannya.

Namun sebenarnya dengan melakukan sesuatu, ia mengembangkan dirinya. Ia dapat menemukan hal-hal yang baik dan benar melalui tindakannya. Karena itu, ia pun mulai menyiapkan dirinya meski ia memiliki banyak kelemahan dan kekurangan.

Sebenarnya kekurangan manusia adalah selalu merasa resah atas kekurangan yang ada pada dirinya.

Manusia gelisah kalau-kalau yang dilakukannya itu salah. Padahal tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Yang ada adalah manusia yang tidak sempurna berjuang untuk merebut kesempurnaan.

Karena itu, orang mesti berani melakukan hal-hal yang baik dan benar bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Orang tidak perlu takut dan cemas untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Justru perbuatannya yang baik itu menjadi berkat yang melimpah bagi orang lain.

Jangan menunggu sempurna baru mengajarkan kesempurnaan. Dengan mengajarkannya, kita juga sedang disempurnakan. Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here