SEORANG gadis bercerita bahwa tahun 2005 merupakan tahun terberat bagi dirinya. Di saat usianya menginjak yang ke-32, ia dinyatakan menderita penyakit Idiopatic Thrombocitopenic Purpura atau ITP. Penyakit itu tidak diketahui penyebabnya. Ia begitu cemas. Ia tidak pernah merasakan sakit. Hanya pada suatu hari sekujur kakinya timbul bintik-bintik merah dan kebiru-biruan.
Beberapa hari kemudian terjadi pendarahan di sela-sela gusinya. Ia takut dan merasa lemas. Lalu ia pergi ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan diri. Begitu darahnya dicek di laboratorium, ternyata trombositnya hanya mencapai sebelas ribu. Padahal manusia normal mesti memiliki sekitar 150.000 – 250.000. Ia langsung dirawat hingga lima hari. Baru sekali itu ia merasakan terbaring lemas di rumah sakit.
Dalam kondisi seperti itu, untungnya ia mendapatkan dukungan dari teman-teman dan keluarganya. Mereka senantiasa memberinya semangat. Semangat itu untuk sementara menguatkan dirinya. Beberapa hari kemudian, ia diperbolehkan pulang. Ia menjalani pengobatan di rumah.
Namun baru empat bulan menjalani pengobatan, ternyata ia masuk kembali ke rumah sakit. Ia menjalani perawatan lagi. Setiap saat saat diambil darahnya, jarum suntik sudah tidak menakutkan lagi baginya. Begitulah seterusnya hingga ia masuk rumah sakit untuk keempat kalinya.
“Sahabat, usaha untuk memperoleh kesembuhan dari suatu penyakit menunjukkan tekad iman yang besar. Orang yang menyerah pada keadaan sebenarnya orang yang kurang beriman.”
Ia mulai mengerti tentang penyakit yang dideritanya. Ia mencari informasi tentang penyakit yang dideritanya. Ia menemukan bahwa sel-sel darah merahnya terlalu sedikit atau terlalu rendah. Antibodi dalam tubuhnya itu menyerang sel-sel darah itu sendiri. Karena sel darah merah di tubuhnya rendah itulah yang menyebabkan bintik-bintik merah dan terjadi pendarahan.
Gadis itu terus berusaha untuk sembuh dan terbebas dari penyakitnya. Ia mencoba untuk menjadi sehat. Pola hidup sehat senantiasa ia terapkan, pengobatan medis tetap ia jalani.
Sahabat, usaha untuk memperoleh kesembuhan dari suatu penyakit menunjukkan tekad iman yang besar. Orang yang menyerah pada keadaan sebenarnya orang yang kurang beriman. Tuhan telah memberi berbagai potensi yang ada dalam diri untuk terus-menerus memerangi kelemahan. Karena itu, manusia mesti menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memperkuat dirinya.
Kisah tadi mengatakan kepada kita bahwa usaha untuk memperoleh kesembuhan memberi kekuatan kepada gadis itu untuk terus maju. Ia tidak mau menyerah. Ia berusaha untuk mencari cara-cara yang terbaik untuk kesembuhan dirinya. Ia mencari tahu jenis penyakit yang dideritanya. Dengan demikian, ia semakin mengerti dan tahu tentang penyakitnya itu.
Sebagai orang beriman, usaha untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit mesti selalu dibantu oleh rahmat Tuhan. Dalam kondisi sakit, orang mesti berusaha untuk menyerahkan hidup kepada Tuhan sambil berharap rahmat penyembuhan. Dengan demikian, orang senantiasa mengandalkan kuasa Tuhan dalam hidup ini. Tuhan memberkati.