Tahun A-2. Pesta Pembaptisan Tuhan
Minggu, 12 Januari 2020.
Bacaan: Yes 42:1-4.6-7; Kis 10:34-38; Mat 3:13-17.
Renungan:
Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis, bukan sebagai sebuah penghapusan dosa tetapi sebagi sebuah awal bagi karya keselamatan, setelah 30 tahun Ia menjadi panggilan hidupNya di Nazareth. Dari ketiga bacaan hari ini, jelas bahwa baptisan Tuhan tidak hanya pencurahan air, tetapi juga pencurahan Roh dan pernyataan Allah : “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi (esp: predilecto), kepada-Nyalah Aku berkenan. Baptisan Tuhan juga menjadi awal pengudusan bagi orang-orang lain “ Yesus itu berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
Pesta pembatisan Tuhan ini mengundang kita untuk bersyukur dan mendalami makna sakramen baptis yang telah kita terima, entah kita dibaptis pada waktu kecil maupun ketika kita sudah dewasa. Dengan dibaptis, kita dihapus (mati) dari dosa asal kita. Baptis tidak membuat kebebasan kita hilang. Kita tetap masih bisa berbuat dosa. Baptis membawa kita pada status hidup baru sebagai anak Allah dengan nama orang-orang suci; Allah mencurahkan Roh Kudus kepada kita dan menyatakan bahwa “kita adalah anakNya yang dikasihi”. Dan ada satu hal yang kadang luput dari perhatian kita, yaitu baptisan yang kita terima itu selain menguduskan kita dan berkomunitas dalam gereja, baptis juga membawa kita keluar untuk ambil bagian dalam pengudusan hidup bermasyarakat.
Penting hari ini, kita bersama dengan seluruh anggota keluarga kita mensyukuri anugerah sakramen baptis yang kita terima. Menanamkan kepada anggota keluarga kita sebuah kebanggaan dan sekaligus tanggungjawab hidup bahwa kita ini adalah “anak-anak Allah” yang dekat, dikasihi; dan kita dapat memanggil dan membangun komunikasi-relasi denganNya sebagai “Bapa”. Sungguh dalam liturgi yang sangat sederhana itu terkandung makna dan tindakan ilahi yang luar biasa. Tidak ada alasan bagi kita untuk menunda memberikan anugerah luar biasa ini kepada anak-anak kita; tidak ada alasan bagi kita pula untuk tidak membagikan kabar gembira ini kepada orang lain.
Kontemplasi:
Gambarkan secara detail peristiwa bagaimana Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes.
Refleksi:
Bagaimana aku memaknai baptis yang kuterima? Artinya bagiku bahwa aku ini anak Allah? Bagaimana aku mengundang orang lain juga untuk menerima baptis?
Doa:
Ya Bapa, syukur dan terima kasih atas perkenananMu menjadikan kami sebagai anak-anakMu.
Perutusan:
Bersyukurlah atas rahmat Baptisan yang anda terima dan sadarilah tanggungjawab hidup yang mengalir dari dalamnya.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)