Heboh Buku “From the Depths of Our Hearts”: Benedictus XVI Memang Menulis Makalah, Bukan untuk Materi Buku (1)

0
720 views
Buku From the Depths of Our Hearts by Ist

BARU sehari ramai diperbicangkan, buku baru dengan titel From the Depths of Ours Hearts sudah melahirkan kontroversi.

Bukan karena tiga topik menarik tentang krisis Gereja, praktik hidup selibat para pastor, dan reksa pastoral para imam. Ketiga hal itu menjadi fokus bahasan buku baru ini.

Melainkan tentang “siapa” sebenarnya nama penulisnya.

Kini mulai dipertanyakan apakah Paus Emeritus Benedictus XVI secara intensional memang ingin menerbitkan buku tentang isu yang kini tengah menjadi sorotan publik. Dan itu tidak lain soal praktik hidup wadat yakni selibat alias tidak menikah yang sedari dulu telah dilakoni para pastor hingga sekarang.

Lebih mengejutkan lagi hal-hal berikut ini.

Paus Emeritus Benedictus XVI by Franco Origlia/Getty Images via AFP.

Paus Emeritus Benedictus XVI merasa diri tidak “menulis buku”. Yang beliau lakukan adalah hanya telah menulis risalah atau makalah tentang selibat.

Namun, beliau tidak pernah berprakarsa merilis artikel itu dan kemudian menjadikannya bahan materi buku. Apalagi kemudian naskah itu diterbitkan dengan dua nama sebagai penulisnya. Yakni, Robert Kardinal Sarah dari French Guinea (Afrika Barat) dan Paus Emeritus Benedictus XVI.

“Beliau memang menulis risalah, namun bukan untuk tujuan publikasi buku,” kata Mgr. Ganswein, Sekretaris Pribadi Benedictus XVI, Selasa (14/1/2020), sebagaimana dirilis oleh CNA, Reuters, dan Kantor Berita Ansa Italia.

Menurut Mgr. Ganswein, Paus Emeritus Benedictus XVI merasa diri tidak pernah diberitahu dan dimintai izin bahwa risalahnya itu akan muncul menjadi naskah buku bertitel From the Depths of Our Hearts lengkap dengan dua nama penulisnya yakni Benedictus dan Sarah.

Minta dicabut namanya sebagai co-author

Paus Emeritus Benedictus XVI, kata Ganswein, memohon agar nama “Benedictus XVI” dicabut dari cover buku yang menyatakan dia sebagai co-author atau penulis bersama.

Menurut Kantor Berita Jerman KNA, pada tanggal 14 Januari 2020 hari ini, Paus telah menyuruh Mgr. Ganswein agar segera mengontak Robert Kardinal Sarah untuk menyuarakan keberatannya atas dituliskannya namanya sebagai co-author buku baru tersebut.

Dalam percakapan tersebut, Mgr. Ganswein minta agar Kardinal Sarah segera menghubungi Ignatius Press di Paris agar segera “mencopot” nama Paus Benedictus XVI dan membuang tandatangan beliau di Bagian Pendahuluan.

Alasannya jelas, karena Paus Benedictus XVI tidak merasa diri telah “menulis buku”, selain bahwa dia memang hanya menulis risalah-risalah.

Robert Kardinal Sarah. (Ist)

Meski demikian, Mgr. Gaswein juga membenarkan bahwa isi buku yang memuat risalah-risalah Paus Benedictus XVI itu benar-benar murni “asli” hasil karya olah pikir Paus Emeritus tersebut.

“Telah terjadi semacam salah paham (dalam soal penerbitan risalah ini dalam bentuk buku—red.) tanpa perlu menuduh yang tidak-tidak atas niat baik Kardinal Sarah,” kata Mgr. Ganswein sebagaimana dirilis KNA.

Dirilis dalam bahasa Perancis dan Inggris

Buku baru From the Depths of Our Hearts itu menurut rencana akan dirilis versi bahasa Perancisnya besok hari tanggal 15 Januari 2020.

Versi bahasa Inggrisnya baru akan muncul di Amerika Serikat di bulan Februari mendatang.

Buku itu memuat beberapa bab yang masing-masing ditulis secara independen oleh Robert Kardinal Sarah dan Paus Emeritus Benedictus XVI.

Bagian Pendahuluan dan Kesimpulan di buku versi bahasa Perancis sebelumnya mencantumkan kedua tokoh tersebut sebagai penulis bersama. Namun, hingga saat ini, konten risalah Pendahuluan dan Kesimpulan itu belum pernah dirilis ke publik.

Letak simpang siurnya

Menurut Mgr. Ganswein, memang benar bahwa Paus Emeritus XVI telah menulis risalah tentang perkara selibat sepanjang kurun waktu musim panas tahun 2019 lalu.

Atas kehendaknya sendiri dan juga atas permintaan Kardinal Sarah, risalah itu kemudian diberikan oleh Benedictus XVI kepada Sarah.

Paus Emeritus Benedictus XVI, tambah Mgr. Ganswein, juga tahu bahwa risalah itu nantinya akan menjadi bagian dari sebuah buku.

Namun, Paus Emeritus Benedictus XVI, tegasnya kemudian, tidak pernah dimintai persetujuan dan diberi informasi secukupnya tentang format dan tataletak buku itu, sebelum akhirnya naik cetak.

Menanggapi kontroversi atas buku baru ini, Robertus Kardinal Sarah yang kini menjabat Kepala Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tatatertib Sakramen merilis kicauannya di Roma hari ini menjelang sore sebagai berikut.

Buku baru itu nantinya hanya akan mencatumkan namanya sebagai penulis tunggal. Sedangkan Paus Emeritus Benedictus XVI akan diposisikan sebagai Penulis Kontributor.

“Namun isi buku itu tidak akan berubah,” tulisnya sebagaimana dikutip CNA.

Dua jam sebelum ia berkicau di jalur Twitter, Robert Kardinal Sarah masih menulis pernyataan yang mengafirmasi bahwa ia pernah mengirim kepada Paus Emeritus Benedictus XVI seluruh manuskrip disertai calon kulit buku, pendahuluan dan kesimpulan, plus naskah dari masing-masing penulis.

Kardinal Sarah juga menyatakan bahwa pada tanggal 25 November 2019 lalu, Paus Emeritus Benedictus XVI telah menyatakan persetujuannya bahwa manuskrip tersebut boleh diterbitkan sebagaimana telah dia usulkan kepada beliau.

Pada tanggal 13 Januari 2020, Kardinal Sarah juga merilis sejumlah surat yang dia terima dari Paus Emeritus Benedictus XVI yang menyetujui penerbitan manuskrip –termasuk Pendahuluan-dan kemudian mempercayakan kepadanya untuk menjalani proses penerbitan.

Dari surat-surat Paus Emeritus tersebut, demikian tulis CNA, Kardinal Sarah kemudian mengedit naskah itu atas persetujuan penuh dari Benedictus XVI.

Selibat bukan pilihan, tapi melekat pada status imamat

Yang penting diketahui adalah bahwa dalam buku baru itu –baik Kardinal Sarah dan Paus Emeritus Benedictus XVI– sama-sama sepakat berpendapat bahwa hidup selibat bagi para imam itu bukan soal pilihan boleh-dan-tidak boleh.

Tapi sudah dari sononya ya begitu. Artinya kalau mau jadi imam, ya harus bersedia melakoni hidup wadat dengan tidak menikah atau menjalani selibat.

Dalam naskah buku itu, tulis CNA, Paus Emeritus Benedictus XVI mengulik isu praktik hidup selibat dari segi historis-biblis sebagaimana muncul dalam teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Menurut Paus Emeritus dalam buku itu, pemahaman baik atas perkara selibat yang secara inheren selalu melekat dalam status imamat setiap pastor itu penting.

Juga akan berguna untuk menjawab isu-isu perkara yang sama tentang selibat sebagaimana saat ini sering muncul sebagai “gugatan”: apakah pastor itu perlu selibat apa tidak?

Sumber: CNA, KNA, Ansa, Reuters.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here