PADA hari Senin tanggal 3 Februari 2020, Bapak Uskup Terpilih Keuskupan Ruteng Mgr. Siprianus Hormat berbagi informasi mengenai lambang Uskup Keuskupan Ruteng yang baru dan keterangan atas setiap detil gambar plus maknanya.
Juga disampaikan kepada Sesawi.Net oleh Mgr. Siprianus Hormat motto pastoral yang beliau pilih dalam menjalankan reksa pastoral umat di wilayah gerejani Keuskupan Ruteng.
Keuskupan Ruteng ada di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lambang Uskup dan maknanya
Berikut ini adalah keterangan resmi yang dirilis oleh Mgr. Siprianus Hormat.
Lambang Uskup Mgr. Siprianus Hormat berupa gambar sebuah perisai yang terbagi menjadi empat bagian: dua bagian di atas, kiri dan kanan, dan dua bagian di bawah, kiri dan kanan.
A. Di bagian atas sebelah kiri
- Dengan latar belakang abu-abu keperakan, adalah setangkai daun palma berwarna hijau, sebuah pedang berwarna kuning keemasan, dan sebuah buku berwarna merah dan kuning keemasan. Kesemuanya ini melambangkan Santo Siprianus dari Kartago.
- Buku tebal melambangkan kumpulan karya-karya besar Siprianus, termasuk di antaranya “Persatuan dalam Gereja Katolik”.
- Daun palma adalah lambang kemenangan Siprianus, yang menjadi martir setelah sebuah pedang mengakhiri hidupnya, karena ia menolak menyembah dewa-dewi Romawi.
B. Di bagian atas sebelah kanan
- Dengan latar belakang kuning adalah sebuah rumah adat Manggarai berwarna hitam. Rumah adat ini melambangkan tempat kelahiran Uskup Siprianus di Manggarai, Flores Barat.
- Di bagian bawah sebelah kiri, dengan latar belakang merah, adalah setangkai padi berwarna kuning keemasan, dan sebuah sarang laba-laba berwarna putih dan kayu teno berwarna coklat di tengah-tengahnya. Kesemuanya ini melambangkan Manggarai dengan sawah lingkonya, tempat di mana Uskup Siprianus memulai karya penggembalaannya.
- Di bagian bawah sebelah kanan, dengan latar belakang biru, adalah sebuah mahkota ratu berwarna kuning keemasan, dengan dua belas lingkaran berwarna putih dan hitam di bawahnya, melambangkan Santa Perawan Maria, Ratu Para Rasul, yang amat beliau kasihi, dan mohon selalu doa-doanya bagi beliau dan para imam yang mendukungnya dalam karya penggembalaan.
- Di atas perisai ditempatkan sebuah galero atau topi khas klerus berwarna hijau, dengan 6 jumbai pada masing-masing sisinya.
C. Di bagian tengah belakang perisai adalah sebuah salib pancang berwarna kuning keemasan. Galero hijau dengan 6 jumbai berikut salib pancang ini merupakan penanda bahwa sang empunya lambang adalah seorang uskup.
D. Akhirnya, di bagian bawah perisai terdapat pita berwarna kuning keemasan, bertuliskan motto penggembalaan Uskup Siprianus dalam bahasa Latin: “Omnia in Caritate”, yang artinya “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.” (1Kor 16:14).