PERJALANAN waktu yang panjang telah menghantarkan para suster OSF Semarang tiba pada Perayaaan Jubileum 150 Tahun hadir di Indonesia.
Sejak kedatangan para misionaris pertama pada tanggal 5 Februari 1870 hingga saat ini, para suster telah memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial, dan bidang karya lain di Tanah Misi Indonesia.
Perayaan Ekaristi Syukur
Dengan penuh rasa syukur, pada tanggal 5 Februari 2020 Kompleks Biara Gedangan kembali dipenuhi oleh para suster dari seluruh Indonesia, kaum religius, serta awam yang turut terlibat dalam rangkaian kegiatan Perayaan Syukur.
Tarian dengan iringan lagu Jawa menandai dimulainya Perarakan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo Yohanes Rasul Eddy Purwanto Pr dan Romo Paroki St Yusuf Gedangan Romo Maryono SJ.
Dalam Perayaan Ekaristi, tampak 11 suster OSF berperan layaknya ke-11 suster misionaris pertama. Mereka mengenakan busana biara (habit) zaman dulu.
“Mereka memang sudah tidak bisa kita lihat, namun marilah kita kembali menghadirkan mereka dalam perayaan ini. Agar semangat misioner mereka, semakin menjiwai diri kita masing-masing,” ungkap Romo Eddy di awal misa.
Doa Bapa Fransiskus Assisi
“Allah Yang Mahakuasa, Mahakudus, Mahatinggi dan Mahaluhur, Engkaulah segala kebaikan, paling baik, seluruhnya baik, hanya Engkau sendiri yang baik,” demikianlah cuplikan doa pembuka yang mengungkapkan kekaguman, kerinduan, dan rasa syukur tak terhingga dari hati para suster OSF Semarang.
Berawal dari kesederhanaan
Panggilan hidup menjadi misionaris adalah rahmat besar dari Allah. Allah yang memanggil setiap orang dengan cara-Nya sendiri.
“Tuhan memanggil kita dari kesederhanaan dan dari apa adanya kita, untuk suatu karya yang luar biasa. Bukanlah karena kekayaan, kehebatan, namun karena Tuhan menginginkan kita menjadi pengemban tugas mulia,” ungkap Romo Eddy dalam homili.
“Proficiat untuk para suster OSF sebagai misionaris zaman ini dan terima kasih atas keberanian para suster dalam memilih jalan panggilan ini. Percayalah bahwa Tuhan yang memanggil, pasti akan memampukan,” lanjutnya.
Jadilah pemain andal
Sebelas misionaris pertama diibaratkan seperti halnya pemain sepak bola (kesebelasan). Ada yang menjadi kiper, bek, gelandang, dan penyerang. Semua menjalankan tugas sesuai porsinya masing-masing. Dan kesatuan sangatlah dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang satu, yaitu Allah.
“Persatuan yang telah dimulai para misionaris tidaklah selesai, tetapi tetap dilanjutkan oleh para suster di zaman ini yang masih melayani di berbagai Keuskupan,” kata Provinsial OSF Semarang Sr. M. Rosali OSF dalam sambutannya di penghujung Perayaan Ekaristi siang itu.
“Oleh karena itu, marilah kita menjadi pemain-pemain andal dalam karya pelayanan setiap hari untuk sampai pada tujuan yang satu,” tambah suster yang punya dua saudari kandung yang juga suster-suster OSF Semarang.
Mengenang kedatangan ke-11 misionaris
Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan seremonial pembukaan pintu gerbang Biara Gedangan dan penyambutan para misionaris.
Acara ini bertujuan untuk mengenang kembali detik-detik dimulainya pengutusan para suster OSF di Gedangan, Semarang, tepat 150 tahun silam.
Di sepanjang koridor gang-gang biara, telah tertata rapi berbagai dekorasi bernuansa daerah, d imana para suster OSF sampai saat ini telah dan masih berkarya.
Semoga Perayaan Syukur 150 tahun ini semakin mengobarkan semangat para suster OSF dalam mengabdikan hidup kepada Allah melalui Kongregasi, dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan raga.
Deus Providebit. Tuhan akan menyelenggarakan. (Berlanjut)