Pemenuhan Hukum

0
189 views
Ilustrasi.

Sir 15:15-20; 1Kor 2:6-10; Mat 5:17-37

YESUS tampil sebagai sosok yang hidup-Nya “mengatasi” hukum. Yesus tidak sekadar mentaati hukum, melainkan memenuhi maksud dari pemberi hukum itu, yakni mentaati kehendak Bapa.

Demikian juga para murid Yesus tidak boleh hidup seperti orang farisi dan ahli Taurat, yang tahu tentang hukum tapi tidak berani mencari kebenarannya.

Hidup murid Yesus tidak sekedar tahu hukum, tapi hidup dengan semangat yang lebih longgar, tidak sekedar melaksanakan hukum, melainkan harus mengusahakan sepenuh dan sebesar mungkin.

Yesus adalah kegenapan hukum Taurat. Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat, bukan untuk melenyapkan.

Bagi Yesus, kebenaran Kristen itu menyangkut hubungan yang pantas dengan Allah dan sesama. Hidup ibadat bukan sesuatu yang berdiri di samping hidup persaudaraan, melainkan harus dipupuk dalam kehidupan itu sendiri.

Maka, sebelum mempersembahkan korban mesti berdamai dulu dengan sesama. Tidak ada guna beribadat, kalau relasi dengan sesama terpecah belah, kalau tidak ada kedamaian. Hidup para murid Yesus haruslah hidup yang radikal.

Yang salah mesti dimusnahkan agar jangan terjadi penyesatan yang lebih besar: mata yang menyesatkan dicungkil, tangan yang menyesatkan dipenggal.

Hidup yang baik dengan sesama mesti dijaga dari dalam keluarga, sebagai sel masyarakat. Keluarga mesti dibangun sebagai sebuah ecclesia domestica, sebuah Gereja rumah tangga, yang penuh cinta kasih, kesetiaan yang kokoh antara suami dan istri.

Hidup para murid Yesus juga mesti konsisten dan berkomitmen yang teguh: jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Hidup para murid Yesus mesti jelas, tidak boleh abu-abu.

Bagaimana hidup kita saat ini dengan penghayatan hukum Tuhan yang dipaparkan Yesus? Hidup keagamaan kita harus lebih baik dari orang farisi dan ahli Taurat.

Mari kita berbenah diri sesuai perintah Yesus dan semangat hidup-Nya. Semoga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here