Minggu Biasa 4,B; 29 Januari 2012
Ul. 18:15-20; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21b-28
Sesudah Yesus memanggil para murid, Yesus mulai berkarya di Kaparnaum. Karya pertama Yesus dimulai dengan mengajar di Sinagoga di Kaparnaum dan diakhiri dengan pengusiran setan. Yesus nampaknya sukses dalam penampilan perdanaNya di hadapan umum. Orang heran, takjub dan mulai bertanya-tanya: apa yang dilakukan Yesus? Siapa Dia?
Yang menarik, Yesus yang belum dikenal oleh orang banyak, malah sudah dikenal oleh setan. Nampaknya setan ini termasuk jenis setan yang berani. Dia mencoba melawan dan berdebat dengan Yesus. Dia mengeluarkan 3 pernyataan:
1. Mengertak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
2. Menuduh: Engkau datang hendak membinasakan kami?
3. Membujuk: Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Dari ketiga cara kerja setan ini, kita dapat mengenali kehadirannya dalam hidup kita.
4. Menggertak: membuat takut, membuat orang ragu-ragu dan mundur.
5. Setan menuduh bahwa Yesus hendak membinasakan mereka. Ini tuduhan bohong. Bukan Yesus yang akan membinasakan Iblis dan anak buahnya, tetapi Allah. Dan hal itu akan terjadi pada saat akhir jaman.
6. Membujuk: dengan menyatakan bahwa dia kenal Yesus dan memberi Yesus gelar yang tinggi, setan hendak menggiring Yesus agar hanyut dalam kepuasan dan kesombongan diri, sehingga tidak mengikuti rencana dan kehendak Allah, tetapi mengikuti keinginan orang banyak, yang pasti membutuhkan segala kemudahan dalam hidup: makan, sakit dan pemimpin politik yang akan memberi kesejahteraan dan kemudahan hidup.
Kita dapat belajar, begitulah cara kerja setan dalam hidup kita. Kuasa si jahat biasanya tidak kita alami dalam bentuk kerasukan setan atau semacam itu; tetapi lebih-lebih dalam sikap hidup dan perasaan-perasaan negatip kita.
Kekacauan, perpecahan, kecewa, marah, rusaknya hubungan, kebencian yang berkepanjangan, mengucilkan dan menyingkirkan orang lain dll.dsb. Seringkali hal-hal ini tidak kita inginkan, tetapi begitu saja masuk dalam hati, perasaan kita dan terwujud dalam tindakan, perkataan dan sikap hidup.
Meskipun demikian, Tuhan Yesus punya kuasa untuk mengusir setan dalam hidup kita juga. Tetapi apakah kita percaya kepadaNya?
Seorang teman menceritakan pengalamannya ketika ia dan keluarganya tinggal di Eropa. Satu kali mereka hendak pergi ke Jerman. Dengan mengendarai mobil tanpa henti siang dan malam, mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk tiba di sana. Mereka sekeluarga pun masuk ke dalam mobil — dirinya, istrinya, dan anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Anak perempuan kecilnya ini belum pernah bepergian pada malam hari.
Malam pertama di dalam mobil, ia ketakutan dengan kegelapan di luar sana.
“Mau kemana kita, papa?”
“Ke rumah paman, di Jerman.”
“Papa pernah ke sana?”
“Belum.” “Papa tahu jalan ke sana?”
“Mungkin, kita dapat lihat peta.”
[Diam sejenak] “Papa tahu cara membaca peta?”
“Ya, kita akan sampai dengan aman.” [Diam lagi]
“Dimana kita makan kalau kita lapar nanti?”
“Kita bisa berhenti di restoran di pinggir jalan.”
“Papa tahu ada restoran di pinggir jalan?” “Ya, ada.”
“Papa tahu ada dimana?”
“Tidak, tapi kita akan menemukannya.”
Dialog yang sama berlangsung beberapa kali dalam malam pertama, dan juga pada malam kedua. Tapi pada malam ketiga, anak perempuannya ini diam. Ayahnya berpikir mungkin dia telah tertidur. Tapi ketika ia melihat ke cermin, ia melihat anak perempuannya itu masih bangun dan hanya melihat-lihat ke sekeliling dengan tenang. Dia bertanya dalam hati kenapa anak perempuannya tidak tanya-tanya lagi.
“Sayang, kamu tahu kemana kita pergi?”
“Jerman, rumah paman.”
“Kamu tahu bagaimana kita akan sampai ke sana?”
“Tidak”
“Terus kenapa kamu tidak bertanya lagi?”
“Karena papa sedang mengemudi.”
Jawaban dari anak perempuan kecil berumur 3 tahun ini kemudian menjadi kekuatan dan pertolongan bagi bapak itu selama bertahun-tahun, ketika dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan dan ketakutan-ketakutan dalam perjalanannya bersama Tuhan.
Ya, Bapa kita sedang mengemudi. Kita mungkin tahu tujuan kita (seperti anak kecil yang tahu mau ke ‘Jerman’ tanpa mengerti di mana atau apa itu sebenarnya). Kita tidak tahu jalan ke sana, kita tidak dapat membaca peta, kita tidak tahu apakah kita akan menemukan rumah makan sepanjang perjalanan. Tapi gadis kecil ini tahu hal terpenting, — Papa sedang mengemudi — dan dia aman. Dia tahu papanya akan menyediakan semua yang dia butuhkan.
Kenalkah Anda dengan Bapa Anda, Gembala Agung, sedang mengemudi hari ini? Apa sikap dan respon anda sebagai seorang penumpang, anak-Nya yang dikasihi-Nya? Kita mungkin telah menanyakan terlalu banyak pertanyaa sebelumnya, tapi kita dapat menjadi anak kecil itu, belajar menyadari fokus terpenting adalah ‘Papa sedang mengemudi’.
Tuhan adalah Bapa bagi Anda. Ijinkan Ia mengemudikan hidup Anda. Maka kekhawatiran bukan menjadi milik Anda lagi.
Seringkali hal terberat bagi kita manusia modern ini ialah menyerahkan kemudi kepada Tuhan. Kita ingin pegang kendali; kita ingin menguasai situasi. Tetapi jika kita ingat, berapa banyak hal yang terjadi bukan karena kuasa kita, tetapi karena Tuhan hadir dalam hidup kita dan menyatakan kuasanya kepada kita. Setan tahu siapa Yesus, tetapi menolak Dia. Kita pun sudah tahu, sudah kenal dengan Tuhan Yesus. Apakah kita berani percaya dan menyerahkan hidup kita kepadaNya? Amin.