PENANGANAN dan pencegahan atas sebaran Covid-19 atau coronavirus yang saat ini butuh perhatian dari berbagai elemen masyarakat.
Tokoh pemuda lintas agama yakni Pemuda Katolik Sumsel, Pemuda Katolik Palembang, GP Ansor, Perwakilan Yayasan Pendidikan Katolik dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia Palembang, Sabtu (21/3/2020) malam berkumpul bersama membahas permasalahan covid-19 yang sudah menyebar cukup luas di Indonesia.
Ini menjawab intruksi Presiden RI, Joko widodo, yang mengharuskan untuk sementara waktu melakukan semua kegiatan di rumah dan menghindari keramaian demi mencegah penyebaran virus covid-19,
Martinus Endro selaku Ketua Pemuda Katolik Sumsel mengajak seluruh masyarakat untuk tidak takut, namun bersama-sama mengikuti instruksi pemerintah. Seluruh kegiatan di Gereja Katolik Sumsel saat ini dihentikan sementara.
“Untuk menghindari kerumunan masa,” kata Endro, Sabtu (21/3/2020).
Endro juga mengatakan bahwa untuk di Gereja Katolik sendiri diadakan penyemprotan cairan desinfektan baik sebelum ibadah dan sesudah ibadah. Saat ini juga ibadah dilakukan secara online atau streaming demi mencegah penyebaran covid-19.
Ketua Pemuda Katolik Sumsel ini mengatakan sulitnya mendapatkan masker serta alat perlindungan diri (APD), padahal alat seperti ini sangat dibutuhkan terutama untuk tenaga medis yang bekerja di garda terdepan dalam melawan wabah covid-19 ini.
Ia menghimbau kepada pemerintah untuk tidak diam dan melakukan sidak untuk mengontrol harga serta mengurangi kelangkaan barang ini.
Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk dapat menyediakan alat perlindungan diri keseluruh rumah sakit yang ada secara menyeluruh dan merata.
Mendirikan Crisis Center
Pihaknya pun saat ini sudah membentuk Crisis Center untuk membantu pemerintah untuk menangani covid-19 ini.
Dukungan dilakukan dengan menghimpun dana serta menerima sumbangan dalam bentuk barang yang nantinya akan di distribusikan ke rumah sakit yang ada di Sumatera Selatan.
Ia juga menghimbau untuk masyarakat agar menahan diri terlebih dahulu dan mengikuti instruksi dari pemerintah untuk berdiam diri dirumah.
Sedangkan RD Gading Johannes Sianipar, Direktur Badan Pelaksana Harian Yayasan Xaverius Palembang, mengatakan bahwa menyikapi penyebaran covid-19 yang sedang melanda dunia dan masyarakat Indonesia, semua masyarakat harus taat dan disiplin mengikuti arahan pemerintah.
“Presiden Jokowi telah meminta social distancing, mari kita belajar, bekerja,dan beribadah dari rumah,” ungkapnya.
“Sekolah-sekolah Xaverius juga telah memberlakukan sistem pembelajaran secara daring bagi semua peserta didik sejak tanggal 17 Maret yang lalu dan disusul pendampingan guru dari rumah,” tegas Gading.
Rini Tamia, Ketua Pemuda Katolik Palembang, menuturkan ba kesadaran masyarakat khususnya Palembang terhadap wabah Covid-19 masih rendah. Hal tersebut terlihat masih ada masyarakat yang mengadakan kegiatan dengan hal keramaian.
“Masyarakat khususnya Palembang belum menyadari seriusnya bahaya wabah Covid-19 dan belum menaati edaran Pemerintah setempat maupun Pemerintah Pusat. Masih terlihat adanya kegiatan yang diadakan baik perseorangan maupun kelompok,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar mendukung garda terdepan dalam penanganan covid-19 yakni para petugas medis dengan tidak membeli alat kesehatan dan APD berlebihan.
“Kito bantu petugas medis dan masyarakat yang perlu alat kesehatan dan APD dengan menyumbang serta gotong royong menyediakan alat kesehatan dan APD tersebut,” lanjutnya.
Keuskupan Agung Palembang telah membuat Crisis Center sebagai langkah pencegahan dan penanganan Covid 19, dan Pemuda Katolik bersama ormas Katolik lainnya sebagai humasnya.
Momon selaku GP Ansor Palembang mengatakan semenjak mewabahnya virus covid-19 ini kebutuhan pokok semakin langka. “Kita khawatir kalo pemerintah fokus ke virus nanti bisa jadi kebutuhan pokok ikut langka. Kita pengen palembang ini kondusif, tolong diperhatikan barang-barang pokok jangan smpai langka. Kita khawatir nantinya ada penimbunan dari oknum,” kata Momon
GP Ansor baik dari pusat ataupun di daerah sudah menyiapkan relawan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Pihaknya juga meminta dari pemerintah untuk transparansi dalam mengawal penyebaran covid-19 ini.
“Kami di pusat dan di daerah sudah menyiapkan relawan, karena di Palembang belum ada jadi belum kita turunkan. Tapi jika diminta kita siap. Jadi kepada pemerintah kita minta transparansi agar sama-sama dapat mengawal hal ini,” kata Momon.
Selain itu Febri Anastasya selaku perwakilan perhimpunan mahasiswa Katolik Indonesia palembang mengajak kaum muda untuk sama-sama mengedukasi banyak orang terutama orangtua.
“Kami mengajak anak muda sama sama mengedukasi orang tua. Dengan cara membagikan informasi yang kita dapat, saling terbuka untuk keluarga kita sendiri,” kata Febri