SERING manusia menghadapi berbagai persoalan dalam hidup. Ada yang tidak kuat menghadapinya lalu putus asa, menyerah kalah pada persoalan-persoalan itu. Namun ada yang kuat, sehingga mampu menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.
Ada pohon apel tumbuh di samping rumah penduduk. Pohon apel itu berbuah setiap tahun. Ia memberikan hasil yang cukup baik sesuai dengan harapan. Pemilik pohon apel itu memberinya pupuk setiap tahun. pohon apel itu pun membalasnya dengan memberikan hasil yang baik.
Suatu hari, batang pohon apel itu patah diterjang angin ribut. Si empunya pohon apel itu memotongnya dengan rapi. Ia membungkus bekas luka potongan itu dengan kain yang melingkar sampai tumbuh tunas baru.
Bekas luka potongan itu memang masih ada, tapi tidak sakit lagi. Bahkan muncul tunas baru dan akhirnya berbuah. Ia menghasilkan buah-buah yang bisa dimakan. Tanpa lupa, saat panen tiba, pemiliknya membagikan kepada tetangga-tetangga. Mereka berbagi sukacita dengan makan buah-buah apel itu.
Syukuri hidup Ini
Dalam hidup sehari-hari, ada kalanya manusia menemukan hal-hal yang membuat dirinya menderita. Kadang-kadang orang mengumbar keluh kesah atas penderitaan itu. Orang melihat peristiwa yang dialami dari sudut pandang negatif saja. Padahal penderitaan juga bisa dilihat dari sudut pandang positif.
Kisah apel yang terluka di atas memberi kita inspirasi untuk bertahan dalam penderitaan meski sakit.
Ketika orang bertahan dalam penderitaan, orang akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi hidup bersama. Pohon apel itu mampu mengeluarkan tunas baru, ketika dia bertahan dalam derita. Akhirnya dia pun berbuah banyak bagi sukacita manusia.
Tentu saja tidak mudah manusia bertahan dalam penderitaan. Mengapa? Karena manusia merasa terbatas dalam hidupnya.
Manusia merupakan makhluk yang lemah yang sering mengeluh di kala mengalami penderitaan. Saat mengalami penderitaan yang hebat, orang merasa seolah-olah dunia ini akan berakhir. Situasi hidup menjadi gelap. Masa depan menjadi suram.
Benarkah demikian? Tentu saja tidak sepenuhnya benar. Mengapa? Karena penderitaan itu memberikan pengajaran yang sangat banyak dan dalam bagi perjalanan hidup manusia.
Dalam situasi dirundung derita, orang ditempa untuk semakin kuat. Orang ditempa untuk menumbuhkan sesuatu yang baru bagi kehidupan ini.
Mari kita menjalani hidup ini dengan penuh setia dan syukur, bahkan di saat derita sedang mendatangi kita. Tuhan memberkati.