Percik Firman : Tuhan Bercanda

0
1,608 views

Minggu Palma, 5 April 2020

Bacaan Injil : Mat 21:1-11

”Dia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” (Mat 21:5)

Saudari/a ku ytk.,

DALAM hidup ini kadangkala Tuhan bercanda dengan kita. Sebelum ada virus corona-covid 19, kita diminta untuk mematikan HP selama misa berlangsung. Tetapi ketika sedang ada pandemi atau pageblug virus corona, kita dipersilakan mengaktifkan HP kita, bahkan memastikan kuota internet cukup. Iya khan? Hehehe…

Hari ini kita merayakan misa Minggu Palma secara online. Banyak diantara kita mengikuti perayaan misa tidak di gereja, tetapi di rumah masing-masing. Bahkan ada yang menggunakan HP. Iya nggak? 

Sudah sejak Rabu Abu (awal Prapaskah) kita menyiapkan diri dengan berbagai laku tobat (puasa/pantang, jalan salib, renungan APP, dsb) dan karya amal kasih. Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Minggu Palma atau Minggu Sengsara. 

Hari Raya ini membuka rangkaian pekan suci. Kita semua diajak untuk melahirkan cinta bakti dan hormat kepada Kristus. Banyak orang mengelu-elukan Dia sebagai Sang Raja Damai. Maka, tepatlah binatang yang ia tunggangi saat memasuki Kota Suci Yerusalem adalah keledai. Keledai merupakan binatang yang ditunggangi seorang raja saat situasi damai. 

Di masa silam para raja mempunyai kebiasaan untuk setiap tahun sekali mengunjungi berbagai desa dan kota di wilayah kerajaannya. Kunjungan seperti itu dalam bahasa Yunani disebut “Epifani”. Mereka mengadakan sidak dan bertindak sebagai hakim serta menjatuhkan vonis (=hukuman). Mereka juga mengumumkan peraturan-peraturan (maklumat) serta memungut pajak. Sebagian kunjungan epifani bersifat damai, sementara sebagian lagi lebih menyerupai perang.    

Rakyat dapat mengetahui tujuan kedatangan raja dengan mengamati bagaimana ia memasuki kota: naik kuda atau keledai? Pada masa itu kuda harganya amat mahal dan hanya digunakan untuk berperang. Jadi jika raja memasuki kota dengan menunggang kuda, berarti kerajaan dalam bahaya. Jika raja hanya bertujuan untuk mengadakan kunjungan damai, ia akan memasuki kota dengan menunggang keledai. 

Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengar bahwa Yesus memasuki kota Yerusalem dengan naik seekor anak keledai (keledai muda; Yun: polos). Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus Sang Raja untuk memasuki Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem, yaitu: Ia adalah raja dan Ia bermaksud membawa damai sejahtera. 

Kata “Yerusalem” dapat dimaknai 2 hal, baik sebagai “Ierusaleem” (Yeru-zalim) maupun “Hierosolyma” (Yeru-syalom). Dimaknai sebagai Yeru-zalim, sebab di disitulah kehadiran Yesus ditolak. Ia di-zalim-i dan divonis mati kendati tidak bersalah. Namun, di Yerusalem pula terlaksana penyelamatan bagi kita sehingga Yerusalem juga disebut sebagai Yeru-syalom. Dari sanalah mengalir syalom, keselamatan dan damai sejahtera bagi kita. Yesus menghadapi, baik Yeru-zalim maupun Yeru-syalom dengan semangat yang sama, yakni ketaatan kepada Allah dan cinta kasih kepada manusia.

Yesus membutuhkan keterlibatan keledai untuk menggenapi misi-Nya: menjadi pendamai antara Allah dan manusia. Keledai diminta keterlibatannya hanya untuk mengerjakan tugas yang menjadi bagiannya, untuk menjalankan tugas yang bisa dikerjakannya yakni membawa Yesus di atas punggungnya. 

Tuhan pun memerlukan kita untuk melaksanakan tugas yang bisa kita kerjakan: menjadi  rekan kerja-Nya untuk membawakan damai entah sebagai orangtua, sebagai anak, sebagai mahasiswa, sebagai karyawan atau pegawai. Seperti keledai, kita diajak untuk melaksanakan tugas itu meskipun pelan tetapi konsisten. Semua tugas mesti dijalankan sampai akhir dengan tuntas, tidak gampang mengeluh, patah semangat, mutung dan putus asa.

Pertanyaan refleksinya, bersediakah Anda menjadi rekan kerja Allah untuk membawa damai di dalam keluarga, komunitas, di tempat kerja, dan di tengah masyarakat? Maka marilah pada Minggu Palma ini kita berdoa secara khusus “Doa Jadikanlah Aku Pembawa Damai” (PS 221).

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here