Puncta 15.04.20 Rabu Oktaf Paskah: Habis Gelap Terbitlah Terang

0
333 views

Lukas 24:13-35

KITA semua kenal dengan RA Kartini. Ia berkorespondensi dengan sahabat-sahabatnya di Belanda. Setelah wafat, surat-surat itu dikumpulkan menjadi buku yang berjudul “Door Duisternis tot Licht” yang arti harafiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Oleh Penerbit Empat Saudara, judulnya diganti menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang.”

Surat-surat Kartini itu berkisah tentang harapan, cita-cita dan keinginan Kartini agar kaum perempuan di Hindia Belanda mendapat hak yang sama dengan laki-laki.

Kaum perempuan mengalami kegelapan karena ditindas, dijajah dan hanya dijadikan “kanca wingking”, pelengkap bahkan obyek kaum laki-laki. Ia ingin kaum perempuan “duduk sama rendah berdiri sama tinggi” dengan laki-laki.

Ia berharap suatu saat nanti terbitlah terang yakni kesamaan derajad antara laki-laki dan perempuan.

Suasana kegelapan itu dialami dua orang murid yang pulang ke Emaus. Dalam perjalanan mereka “ngudarasa” sharing perasaan, kepada teman baru yang ikut nimbrung.

Mereka kecewa, putus asa, tak berpengharapan lagi. Itu digambarkan dengan “muka muram.”

Harapan mereka hancur dengan ucapan, “Padahal kami dahulu mengharapkan…..” dan suasana hati mereka ditegaskan oleh Yesus dengan berkata, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu.”

Mereka yang pulang kampung itu digambarkan sebagai orang yang mukanya muram, bodoh, lamban hati. Itulah suasana kegelapan.

Suasana itu berubah ketika mereka mengadakan perjamuan malam. Yesus singgah di rumah mereka dan Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka.

Inilah ekaristi. Yesus berganti posisi menjadi tuan rumah yang membagi roti. Dan ketika itu terbukalah hati mereka. Mereka mengenali Yesus yang membagi roti. “Bukankah hati kita berkobar-kobar?”

Dari muram menjadi berkobar-kobar. Itulah Cahaya atau Terang.

Habis gelap Terbitlah Terang. Mereka langsung kembali ke Yerusalem untuk berbagi cerita bahagia ini. Sesudah ekaristi kita diutus mewartakan kabar sukacita.

Ekaristi adalah tempat perjumpaan kita dengan Tuhan. Pembacaan sabda Tuhan itu untuk persiapan perjumpaan nyata saat Ia memecahkan roti.

Sadarkah kita bahwa dalam Ekaristi kita sungguh-sungguh berjumpa dengan Tuhan yang bangkit?

Paskah selalu membawa transformasih hidup. Habis Gelap Terbitlah Terang.

Dari Jakarta menuju Tangerang.
Singgah dulu di Bekasi.
Kristus Bangkit membawa Terang.
Kita diutus menjadi saksi.

Cawas, termenung di pojok kasur…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here