Puncta 10.05.20: Salah Arah

0
301 views
Ilustrasi

Yohanes 14:1-12

WAKTU mau menghadiri misa pesta perak Romo Agus Suryana di Jalan Kaliurang tahun lalu, saya bersama keluarga berangkat lewat jalur alternatif arah Pakem. Di daerah Manisrenggo ada pawai hari jadi Kabupaten Klaten.

Jalan ditutup. Kami harus cari jalan lain yang asing. Saya mengikuti mobil truk di depan sesuai arah yang ditunjuk. Truk itu masuk keluar kampung terus saya ikut. Belok jalan kecil saya ikuti.

Dengan yakinnya saya mengekor dari belakang, menduga bahwa dia adalah truk pasir yang akan menuju ke arah Merapi. Saya memperkirakan kalau sudah sampai arah Kepurun, saya sudah tahu jalan dan langsung ke arah jalan Kaliurang.

Ternyata truk itu berbelok dan masuk ke balai desa dan berhenti di situ. “Oaalaahh… tiwas tak etutke terus, jebul malah mandheg.” (Terlanjur mengikuti dengan yakin, ternyata dia malah berhenti).

Kalau kita pergi ke suatu tempat dan kita tidak tahu arahnya, kita bisa tersesat. Walaupun ada penunjuk jalan tetapi kalau tidak jelas, kita juga bisa salah arah. Walaupun kita mengikuti orang di depan tetapi kalau tidak tahu kemana tujuan, kita juga tidak akan sampai.

Seperti Tomas, yang bertanya, “Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?”

Yesus mau pergi ke rumah Bapa dan mau menyediakan tempat bagi kita. Tetapi rumah Bapa itu dimana kita tidak tahu tempatnya. Maka Tomas bertanya kepada-Nya, “bagaimana kami tahu jalan ke sana?” kita semua juga belum tahu surga itu dimana.

Walaupun banyak orang bilang sorga terletak di bawah telapak kaki ibu. Itu kan hanya kiasan. Surga yang sebenarnya kita tidak tahu. Pertanyaan Tomas itu mewakili kita semua yang sedang mencari surga.

Yesus memberi jawaban atas pertanyaan kita semua, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Yakinlah kita sekarang bahwa surga itu adalah rumah Bapa. Yesus pergi ke sana untuk menyiapkan tempat bagi kita. Filipus minta kepada Yesus untuk menunjukkan Bapa-Nya. Yesus mengatakan bahwa Dia dan Bapa adalah satu.

Melihat Yesus berarti melihat Bapa. “Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.”

Kita tidak perlu bingung, gelisah dan takut, karena kita sudah menemukan jalan menuju rumah Bapa di surga yakni Yesus sendiri.

Karena Yesus, kita ini bukan hanya tamu Allah, tetapi anak-anak Allah yang menjadi ahli waris di surga. Percayalah kepada Yesus.

Satu dua tiga empat.
Kalikan sepuluh jadi berlipat-lipat.
Kalau tidak mau tersesat.
Mari ikut Yesus Sang Jalan menuju akherat.

Cawas, wowowo…….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here