Stress merupakan salah satu faktor yang banyak menyebabkan tubuh sakit. Tubuh sakit bisa menyebabkan stress. Marilah kita bertanya bersama-sama, bisakah kita hidup sehat dan utuh setiap hari? Bisakah kita menghadapi stress-stress kita dan mengakhirinya setiap hari tanpa proses pergulatan panjang melalui pengendalian diri? Bisakah kita hidup sehat dan utuh setiap hari tanpa stress dan pengendalian diri?
Stress adalah reaksi syaraf terhadap suatu perkara atau tantangan. Kalau kita menghadapi suatu perkara atau tantangan dengan sikap menolak atau melawan, kita akan mudah stress. Tubuh dan batin menjadi tegang. Hormon-hormon stress, seperti adrenalin dan kortisol, menjadi meningkat dan bisa mempengaruhi suasana hati, merusak hubungan pribadi, menciptakan problem kesehatan, menurunkan tingkat produktivitas kerja, dan mempengaruhi kualitas kita menjalani hidup.
Meskipun menderita stress, belum tentu orang insyaf bahwa dirinya sedang stress. Orang bisa merasa baik-baik saja, meskipun stress sudah mencapai tingkat yang akut. Itu seringkali terjadi ketika orang terobsesi oleh sukses atau oleh tujuan tertentu yang membuat orang tidak menyadari keadaannya sekarang. Konsentrasi orang tertuju jauh ke depan, yaitu tujuan atau sukses yang diidam-idamkan. Orang lupa pada momen sekarang. Semakin besar ambisi akan sukses, semakin kuat tujuan dikejar. Semakin jauh tujuan atau sukses itu tidak bisa dicapai, semakin besar stress mendera.
Pada tingkatan tertentu, stress dianggap berguna karena memberi energi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Stress dianggap wajar kalau orang ingin mendapatkan apa yang ingin dicapai. Dalam kenyataan, energi yang muncul dari stress justru membahayakan tujuan yang sesungguhnya ingin dicapai. Kalau Anda menolak atau melawan dengan tujuan supaya bebas dari belenggu batin, Anda tidak akan pernah mencapai tujuan. Apa saja yang Anda tolak atau lawan, justru akan tetap ada dan mengganggu Anda. Kalau Anda berambisi untuk mencapai sukses supaya Anda bahagia, kebahagiaan tidak akan pernah Anda dapatkan karena kebahagiaan yang sesungguhnya tidak berada di masa depan ketika sukses tercapai lewat pergulatan. Kebahagiaan sudah ada pada momen sekarang. Dengan demikian, stress justru menjauhkan dari tujuan yang sesungguhnya ingin dicapai.
Berbagai Gejala Stress
Stress perlu kita kenali saat kemunculanya sebelum berkembang menjadi besar dan menguasai diri kita. Gejala-gejala berikut ini bisa merupakan manifestasi dari stress.
- Gejala kognitif: mudah lupa atau daya ingat menurun, daya konsentrasi berkurang, daya penalaran terganggu, cenderung melihat sisi negatif, sering ngalamun atau pikiran kosong.
- Gejala emosi: suasana hati atau perasaan mudah berubah-ubah, mudah tersinggung atau marah, cepat tegang atau tidak relaks, cenderung menguasai, merasa kesepian atau terasing, merasa tidak bahagia, merasa cemas dan gelisah.
- Gejala fisik: sakit di bagian tertentu seperti sakit kepala, terasa melayang-layang, sakit pada lambung, sakit pada leher, sakit pada dada, jantung berdetak kencang, diare, loyo atau kehilangan gairah.
- Gejala perilaku: makan terlalu banyak atau terlalu sedikit; tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit; menggunakan alkohol, rokok, atau narkoba untuk relaksasi; perilaku cemas, misalnya menggigit kuku, jalan mondar-mandir tampak bingung; menarik diri dari pergaulan; lupa tanggung-jawab atau terlalu obsesif pada tanggung-jawab.
Masalah-masalah di luar batin bukanlah akar penyebab stress, tetapi bisa memicu munculnya stress. Faktor-faktor eksternal itu sendiri beragam. Misalnya: perubahan siklus hidup seperti dari usia anak-anak ke usia remaja, dari usia produktif ke usia pensiun; masalah di tempat kerja, kesulitan dalam relasi pribadi, masalah finansial, terlalu sibuk, masalah dalam rumah tangga, masalah di lingkungan masyarakat, kemacetan lalu lintas.
Photo credit: smartvisioncare.com, thewildeman2.blogspot.com,