In Memoriam Romo Lambertus Sugiri van den Heuvel SJ: Menjadi Misionaris ke Jawa Saat Masih Novis Jesuit (1)

0
1,658 views
RIP Romo Lambertus Sugiri van den Heuvel SJ (1930-2020) -- Istimewa

BERIKUT ini kami paparkan sedikit kenangan tentang sosok almarhum Romo Lambertus Sugiri SJ (1930-2020) yang punya nama asli sebagai Lambertus Martinus van Den Heuvel.

Siapa penulis aslinya tidak diketahui, namun konten paparannya sangat logis dan sangat berbau aroma “Jesuit”.

Dikirim ke Jawa masih berstatus Novis SJ

Almarhum Romo Lambertus Sugiri van den Heuvel SJ lebih dikenal sebagai pastor paroki dan pastor yang melayani dan membina kelompok kerohanian Katolik Putri Sion.

Imamat dihayatinya sebagai gembala dan kawan di banyak pelayanan paroki dan kategorial terutama karismatik.

Almarhum Romo Sugiri SJ lahir di Nistelrode, Negeri Belanda, 23 Desember 1930.

Ia adalah putera dari pasangan Petrus Henricus van den Heuvel dan Johanna van Nistelroij van den Heuvel. 1a dibaptis pada hari kelahirannya dan kemudian menerima Sakramen Krisma pada usia 10 tahun (26 Juni 1940) di Paroki Lambertus, Keuskupan ‘s-Hertogenbosch.

Pendidikan dasar hingga menengah dia lakoni di Negeri Belanda.

Setamat Gymnasium A, Kolese St. Norbertus Heeswijk, Belanda, Sugiri van den Heuvel remaja masuk Serikat Jesus. Ia menjalani masa formasi awal sebagai Novis di Novisiat SJ di Nijmegen mulai pada tanggal 7 September 1951.

Masa formasi

Masih sebagai Novis SJ, almarhum dikirim ke Tanah Misi Indonesia dan melanjutkan pendidikan formasi dasar sebagai calon Jesuit di Novisiat Kolese Stanislaus Girisonta.

Ia mengucapkan kaul pertamanya sebagai Jesuit pada 7 September 1953 di Novisiat St. Stanislaus, Girisonta, Ungaran.

Selesai formasi Novisiat, ia ditugasi untuk melanjutkan ke tahap formasi Yuniorat selama dua tahun (1953-1955) di Novisiat St. Stanislaus.

Setelah itu Frater Sugiri menempuh formasi Filsafat di Yogyakarta selama 3 tahun (1955-1958).

Tahap Orientasi Kerasulan (TOK) dijalani sebagai sub-moderator dan guru bahasa Latin di Seminari Menengah St. Petrus Kanisius, Mertoyudan selama tiga tahun (1958­ 1961).

Selepas orientasi kerasulan, Frater Sugiri menjalani formasi Teologi di Yogyakarta (1961-1965). Tahbisan tonsura dan tahbisan rendah diterimanya pada 24 Juli 1958 di Ambarawa dari tangan Mgr. Albertus Soegijapranata SJ.

Tahbisan sub-diakon terjadi pada tangal 9 April 1964 di Yogyakarta oleh Bapak Justinus Kardinal Darmoyuwono, dan tahbisan imamat pada 31 Juli 1964, juga di Yogyakarta dan dari tangan Bapak Kardinal Darmoyuwono, Uskup Keuskupan Agung Semarang waktu itu.

Selama kurang satu tahun, yaitu tahun terakhir teologinya di Kolese Santo Ignatius (Kolsani) Yogyakara, Frater Sugiri membantu pelayanan pastoral di Yogyakarta dan sekitarnya.

Masa Tertiat dan kaul terakhir

Pater Sugiri menjalani formasi tersiatnya di Muenster, Jerman pada September 1965 s.d. Mei 1966 di bawah bimbingan P Stein SJ.

Pada 2 Februari 1969, Pater Sugiri mengucapkan kaul akhir dengan gradus coadiutor spiritualis di Gereja St. Antonius, Purbayan, Surakarta dan diterima oleh Pater Jan Mulder SJ.

Tak lelah belajar banyak hal

Romo Sugiri dikenal juga sebagai pribadi yang tak mau berhenti belajar.

Di samping tugas utamanya sebagai pastor paroki, beliau rajin mengikuti aneka kursus imam, workshop katekis, pekan pastoral, refresher courses, juga memberi retret bagi para imam, religius, Kongregasi Maria, dan penyegaran katekis baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Misa pelepasan jenazah dilaksanakan hari Jumat besok (12/6/2020) dan langsung dilanjutkan dengan kremasi di Krematorium Oasis Jakarta pukul 13.00 WIB.

Abu kremasi akan dibawa ke Kolese Stanislaus, Girisonta pada waktu yang akan ditentukan.

PS: Terima kasih atas artikel yang dibuat ghost writer ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here