Menjadi Pekerja di Ladang Tuhan

0
1,326 views
Ilustrasi: Semoga dari mereka ada yang di kemudian hari benar-benar menjadi suster biarawati.

Selasa, 07 Juli 2020

Hos 8:4-7,11-13 dan Mat 9:32-38

Ketika Nabi Hosea tampil, Israel tidak hidup sebagai bangsa yang beriman. Mereka sibuk membangun, tapi justru melupakan Allah. Tradisi dan kehidupan rohani tidak lagi bermakna. Yang penting dan disembah hanyalah kekayaan dan kemakmuran.

Bagi nabi, kemajuan harus dicapai, pembangunan tetap diusahakan, namun hidup religius mesti tetap dibangun. Dengan itu manusia tampil sebagai citra Allah.

Semua peristiwa penyembuhan dan pengusiran setan ditanggapi berbeda oleh orang Yahudi. Yang hatinya terbuka akan mensyukuri peristiwa itu. Yang tertutup hatinya, tidak menerima dan menuduh bahwa Yesus mempergunakan kuasa setan.

Masih banyak jiwa yang mendamba sapaan dan berkat penyembuhan. Ini adalah tuaian. Dan untuk itu dibutuhkan pekerja. Yesus bersabda: “Tuaian memang banyak tapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah tuan yang empunyai tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:37-38).

Kita semua melalui profesi kita masing-masing, melalui tugas dan pelayanan, kita adalah pekerja-pekerja di ladang Tuhan ini. Maka yang terpenting dari kita adalah kerelaan memberi diri dan kerelaan berkorban.

Dan ketika kita sudah melaksanakan tugas pelayanan, janganlah kita menjadi sombong, melainkan tetaplah rendah hati: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Luk 17:10). Semoga kita sanggup menjadi pekerja di ladang Tuhan. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here