Kamis (H)
- Yes. 26:7-9,12,16-19
- Mzm. 102:13-14ab,15,16-18,19-21
- Mat. 11:28-30
Lectio
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Meditatio-Exegese
Pikullah kuk yang Kupasang
Agama Yahudi menggunakan gambaran kuk untuk mengungkapkan sikap batin yang menyerahkan diri kepada Allah. Kuk berupa kuk Hukum Taurat, kuk sepuluh perintah Allah, kuk Kerajaan Allah dan kuk Allah. Yesus bersabda, “Kuk yang kupasang itu enak”. Ungkapan Yunani yang digunakan: χρηστος, chrestos, ringan, sesuai.
Kuk dipasang di leher dua ekor sapi, agar dapat berjalan beriringan ketika menarik kereta atau membajak. Yesus mengundang masing-masing murid-Nya untuk dipasangi kuk dengan-Nya.
Ia mengundang untuk menyatukan hidup, kehendak dan hati dengan diri-Nya. Menyatukan diri dengan Yesus selalu bermakna menjalin relasi kasih, kepercayaan dan ketaatan padaNya. Ia bersabda (Mat. 11:29), ”Pikullah kuk yang Kupasang.” Tollite iugum meum super vos.
Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
Dalam lintasan sejarah, ungkapan ini sering disalah gunakan. Orang yang lemah lembut dan rendah hati disamakan dengan orang dipaksa menyerah pada keadaan, bermentalitas lembek dan pasif.
Sebaliknya, Yesus mengajak para pendengar-Nya untuk tidak mendengarkan mereka yang ‘bijak’ dan ‘pandai’. Ia tidak suka dengan sikap dan cara hidup kaum Farisi dan Ahli Taurat, karena mereka menggunakan pengetahuan tentang Kitab Suci untuk mengeksploitasi yang kecil, lemah, miskin dan difabel.
Maka, Ia mengajak para murid belajar dari pada-Nya, yang datang dari Nazaret. SabdaNya (Mat. 11:29), ”Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” discite a me, quia mitis sum et humilis corde, et invenietis requiem animabus vestris.
Yesus menawarkan kerajaan baru, kerajaan kebenaran, damai sejahtera dan suka cita. Dalam kerajaan-Nya dosa tidak hanya diampuni, tetapi juga dihancurkan. Hidup abadi dianugerahkan kepada para warga kerajaan-Nya.
KerajaanNya adalah kerajaan rohani. Dah hanya Yesus mampu menghancurkan beban dosa. Ia juga membuka harapan baru.
Ia menggunakan perumpamaan sebuah kuk untuk menjelaskan bagaimana Ia dan tiap murid-Nya dapat bertukar beban dosa dan keputus-asaan.
Kuk yang ditawarkan Yesus untuk dipasang merupakan undangan agar tiap murid-Nya memeluk kasih, rahmat dan kemerdekaan dari kuasa dosa.
Kuk yang dipasang-Nya bukan kuk tunggal, tetapi kuk ganda. Satu lobang untuk tiap murid-Nya dan lobang yang lain untuk Diri-Nya sendiri.
Maka, kuk yang ditawarkan-Nya pasti akan menghantar pada kemuliaan dan kemenangan.
Katekese
Mari kita memanggul kuk. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407:
“Kita tahu bahwa kuk yang dipasang enak dan ringan, juga disingkapkan dengan banyak cara. Maka, jika engkau suka, mari kita perhatikan beban dosa. Mari kita perlihatkan orang yang tamak, perantara dan makelar yang bekerja dalam perdagangan yang penuh tipuan. Apa yang tidak menyebabkan jual-beli menjadi lebih mahal?
Betapa banyak kesedihan, kecemasan, rasa putus asa, bahaya, permufakatan jahat dan perang, yang tiap hari timbul dari perdagangan ini?
Berapa banyak kesulitan dan gangguan yang timbul? Karena seperti orang yang tidak pernah melihat laut tanpa ombak, demikian juga jiwa tanpa kecemasan, putus asa, ketakutan dan gangguan.
Benar, yang kedua mengambil alih yang pertama, dan yang lain muncul; dan ketika yang satu tidak dihentikan, yang lain pasti timbul.
Atau perhatikan jiwa para pengecam, dan yang berbela-rasa? Mengapa? Apa yang lebih parah daripada siksaan ini? Apa yang melukai lebih dalam? Apa yang semakin mengobarkan nyala api yang tak pernah padam?
Atau perhatikan orang yang mengumbar nafsu badani, dan yang serupa dengan yang dipisahkan dari hidup sekarang ini? Mengapa? Apa yang lebih berbahaya dari perbudakan ini?
Mereka menghayati cara hidup Kain, dengan tinggal di tengah kegentaran dan ketakutan atas maut yang selalu mengancam; dan kerabat orang yang mati meratap, seolah-olah mereka sendiri yang hendak mati.
Kekacauan apa lagi yang lebih hebat dan lebih mengerikan dari pada apa yang ditunjukkan oleh kesombongan?
Karena, sabda-Nya, ”Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Karena penderitaan yang panjang merupakan induk segala hal yang baik.
Maka, janganlah engkau takut pada apapun, atau mulai menjauh dari kuk yang meringankanmu dari segala keburukan. Tetapi kuk itu menempatkanmu di tempat yang tepat, dan kemudian kamu akan tahu dengan baik suka cita yang menyusul.
Karena kuk itu tidak akan melukai lehermu, tetapi diletakkan di situ hanya demi kebaikanmu. Dan dimaksudkan untuk mendorongmu berjalan dengan tenang, dan mengantarmu ke arah jalan raya, dan membebaskanmu dari bahaya yang mengancam dari sisi jalan yang lain.
Dan, kuk itu membantumu berjalan dengan nyaman di jalan yang sempit.
Karena begitu besar keuntungan yang didapat, begitu besar jaminan keselamatan dan suka cita yang didapat, marilah kita dengan segenap jiwa dan ketekunan memanggul kuk. Agar kita di sini memperoleh tempat istirahat yang nyaman bagi jiwa kita; dan memperoleh kebaikan hatiNya yang akan datang, karena karunia dan kasih yang dilimpahkan pada manusia dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang dimuliakan, sekarang dan selamanya. Amin” (dikutip dari Homily on Matthew, 38).
Oratio-Missio
- Bagaimana cara yang harus kutempuh untuk sehati dan sejiwa dengan Yesus?
Tollite iugum meum super vos et discite a me, quia mitis sum et humilis corde, et invenietis requiem animabus vestris – Matthaeum 11: 29