Bacaan Matius 20:20-28
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat 20:25-28)
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita belajar tentang arti, makna dan hakekat pelayanan serta tanggungjawab yang harus diemban oleh seorang pelayan. Berpijak dari kisah seorang ibu yang memintakan ‘kedudukan’ untuk kedua anaknya (Yakobus dan Yohanes), Tuhan mengingatkan kita agar menghayati hidup sebagai pelayan atau hamba. Pertama-tama Tuhan mengingatkan bahwa hidup orang kristen harus menjauhkan diri dari sikap “tangan besi” alias mengandalkan kuasa dan kekerasan. Sebaliknya pengikut Kristus harus rela menjadi abdi atau pelayan bagi sesama. Tidak mementingkan diri sendiri tetapi harus mendahulukan orang lain. Tidak mencari pujian diri tetapi rela berkorban bagi sesama. Inilah komitmen seorang hamba.
Sahabat terkasih,
Inilah konsep kepemimpinan kristiani, seorang pemimpin adalah pelayan, abdi dan hamba. Dibutuhkan sikap rendah hati dan pengorbanan diri. Tuhan tak memberi tempat bagi yang sombong dan congkak hati. Semoga kita mampu menjadi pelayan dan pengabdi yang rendah hati seturut panggilan dan tugas-tanggungjawab masing-masing.
Surga kecil jatuh ke bumi, tanah Papua yang tetap di hati. Ya Tuhan mampukan kami, melayani dengan rendah hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)