Kegagalan, kecelakaan, penyakit atau penderitaan, mengganggu hidup kita sampai sering tak tertahankan. Tetapi sebenarnya tidak sesuatu pun yang dapat merintangi kita untuk semakin memanusiakan diri. Bahkan penyakit yang paling mengerikan pun seperti misalnya kusta atau kanker tidak boleh membuat kita putus asa. Selama hidup-Nya Yesus membuat mukjizat.
Rabu, 8 Februari 2012, saya mengadakan kunjungan umat pada keluarga dokter di kota Tomohon (± 30 KM dari Manado). Selama hidupnya dokter itu mengabdikan dirinya untuk kesembuhan banyak orang. Pagi, siang dan malam, banyak pasien yang antre untuk disembuhkan. Hal ini yang membuat dokter merasa bahwa hidupnya hanya untuk memberi dan memberi.
Suatu kali ada seorang oma yang sudah tua datang kepada dokter, “Bapak dokter, saya datang ke sini bukan untuk berobat, tetapi membawa sebungkus emping untuk pak dokter. Saya tahu bahwa pak dokter suka emping.”
Tanpa disadari air mata jatuh berderai di pipi pak dokter. Katanya, “Oma, saya sangat terharu. Beribu-ribu orang telah datang kepada saya untuk meminta pertolongan. Oma adalah orang pertama yang datang tidak untuk minta pertolongan, melainkan membawa hadiah untuk saya. Hatiku sangat bahagia menerimanya. Perhatian meskipun kecil amat berguna bagi yang membutuhkannya.
Pelayanan yg dilakukan dengan tulus dan penuh cinta pada masyarakat, ternyata bisa membawa kesan yg berarti bagi sosok seorang oma terhadap dokter. Sehingga dengan begitu polosnya oma datang membawa emping u/dokter…benar-benar kepolosan hati yg terpancar disana bahwa masih ada orang yg memiliki kepekaan u/bisa memberi sesuatu kepada orang yg sudah pernah berjasa…meskipun dokter tersebut tidak berharap akan imbalan balas dari mereka yg sudah ditolongnya. Cerminan diri dan hati yg polos n sikap rendah hati yg bisa kita petik dari kejadian cerita dari Rm Markus Marlon, MSC
aku sungguh terharu dengan cerita itu Lon
aku sungguh terharu dgn cerita itu Lon