Selasa, 28 Juli 2020
Yer 14:17-22 dan Mat 13:36-43
NABI Yeremia meratapi nasib bangsa yang tidak setia, seraya memohon belas kasih Allah. Nabi memohon agar ikatan perjanjian antara Allah dan bangsa Isarel tidak dicabut: “Janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahkta kemuliaan-Mu. Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya.” (Yer 14:21).
Nampak bahwa mutu hidup umat beriman terletak pada kesetiaan kepada Tuhan dan perjanjian-Nya.
Perumpamaan ladang di antara gandum menyadarkan orang agar mereka tidak putus asa di tengah kejahatan dunia. Kualitas hidup orang beriman di tengah dunia ini diperlihatkan melalui kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi situasi sulit, sambil menaruh kepercayaan yang teguh kepada Allah yang penuh kesabaran dan kesetiaan.
Mutu hidup orang beriman teruji di tengah situasi penuh tantangan dan kejahatan. Berkat kehadiran mereka yang jahat, yang baik akan semakin menjadi nyata.
Bagaimana dengan kita? Di tengah situasi sulit, seperti gandum yang mesti bertumbuh di tengah lalang, para murid Yesus mesti bersikap bijak.
Nilai-nilai hidup, seperti Keteguhan hati, ketangguhan sikap, kegigihan dan kesabaran perlu dikembangkan dalam diri di tengah lalang kejahatan ini. Buah-buahnyalah yang akan menjadi tanda bukti di masa sekarang dan terutama, pada masa panen, yakni pada akhir zaman.
“Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka” (Mat 13:43). Bukan soal kuantitas, melainkan kualitas hidup yang memberi arti dalam hidup kita. Semoga.