Senin, 3 Agustus 2020
Bacaan Injil: Mat 14:22-36
”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Mat 14:27)
Saudari/a ku ytk.,
KALAU mau jujur, setiap orang pasti punya ketakutan. Apa yang pernah Anda takutkan dalam hidup ini? Mungkin ada yang takut gelap, takut ketinggian, takut kecoa, takut tidak lulus ujian, takut dimarahi orangtua, takut dimarahi pimpinannya, takut dipecat, takut disuntik, takut mati, dsb.
Secara psikologis, rasa takut adalah hal yang wajar dan manusiawi. Menjadi tidak wajar jika kita terus-menerus dikuasai ketakutan itu. Ancaman atau teror kadangkala bisa juga membuat seseorang takut. Untuk sesuatu yang baik dan benar, kita diajak untuk tidak takut dan tidak gentar.
Dalam injil hari ini disebutkan sampai dua kali para murid berteriak karena takut.
Pertama, para murid berteriak takut karena melihat ‘hantu’ di saat perahu mereka diombang-ambingkan angin sakal. Angin sakal adalah jenis angin yang berlawanan dengan arah perahu, bertiup datang dari depan perahu. Bisa dibayangkan bagaimana mereka kepayahan mendayung perahu untuk melawan angin sakal tersebut.
Kedua, Petrus berteriak minta tolong. Ketika ia mulai tenggelam, Petrus spontan berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Petrus adalah seorang nelayan dan pelaut yang berpengalaman. Dia telah sering mengarungi danau ini. Dia tahu bahayanya. Ini adalah danau yang sangat berbahaya. Bahkan di zaman sekarang ini, kapal bisa tenggelam jika terhantam badai di sini.
Para murid terjebak badai besar di tengah danau Galilea atau laut Galilea. Danau Galilea ini disebut laut karena memang sangat besar, panjangnya 13 mil (20 km) dan lebar 8 mil (12 km). Sebuah danau yang sangat besar.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tidak takut. Saat perahu para murid diombang-ambingkan angin dan badai, mereka takut. Tuhan Yesus datang menolong mereka dengan menegaskan: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Dalam kitab suci, menurut para ahli ada 367 X kata “jangan takut”. Artinya, setiap hari dalam setahun Tuhan mengingatkan kita “jangan takut”. Bahkan malah sisa khan? Mari kita terus berserah pada Tuhan dan mengolah ketakutan kita.
Dalam menghadapi ketakutan, kita sebagai orang beriman diingatkan untuk berdoa, datang kepada Tuhan. Doa itu ibarat payung.
Payung memang tidak bisa langsung menghentikan hujan, tetapi payung dapat membantu kita berjalan menerobos hujan. Demikian juga dengan doa. Doa memang tidak bisa langsung menghentikan masalah kita, tetapi doa dapat membantu kita untuk kuat menghadapi masalah yang sedang terjadi.
Pertanyaan refleksinya, ketakutan apa yang sedang Anda hadapi akhir-akhir ini? Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi rasa takut itu?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)