HARI Selasa (4/8/2020), Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang, meresmikan Seminari Menengah Santo Petrus. Peresmian dilaksanakan di Kapel Seminari Santo Petrus di Wisma Ventimiglia, Kota Banjarmasin.
Acara ini disiarkan secara live streaming, dengan pertimbangan pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Sementara para seminaris mengikuti misa langsung dari kapel dengan penerapan protokol kesehatan.
Peresmian diawali dengan Perayaan Ekaristi. Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang menjadi selebran utama dengan Romo Simon Edy Kabul Teguh Santoso Pr sebagai konselebran.
Semestinya, peresmian Seminari Menengah Santo Petrus dilaksanakan pada 29 Juni 2020, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus.
Namun, pandemi Covid-19 membuat peresmian seminari diundur hingga 4 Agustus 2020, yang bertepatan dengan Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney.
24 tahun lalu pernah punya seminari
Dalam sambutannya sebagai rektor seminari, Romo Simon menyampaikan bahwa hari ini adalah hari bersejarah bagi seluruh umat di Keuskupan Banjarmasin, karena setelah 24 tahun Keuskupan Banjarmasin dulu pernah menutup Seminari Menengah Senakel pada tahun 1996.
Kini dengan segala keterbatasan keuskupan dengan berani memulai lembaran baru, mendirikan Seminari Menengah Santo Petrus.
Latar belakang pendirian seminari ini adalah pertama-tama karena adanya kebutuhan mendesak akan tenaga-tenaga imam yang andal untuk memberikan pelayanan sakramen kepada umat di Keuskupan Banjarmasin.
Jumlah imam diosesan di Keuskupan Banjarmasin saat ini hanya tujuh orang.
Selain itu, RD Simon juga menyampaikan tentang pemilihan nama Santo Petrus sebagai nama seminari. Nama tersebut dipilih sebagai nama seminari menengah karena Keuskupan Banjarmasin berkeinginan menjadikan Santo Petrus sebagai teladan dan panutan bagi setiap peserta didik yang berkehendak untuk menjadi imam yang handal, berkarakter dan tahan bantingan.
“Dalam artian, tahan tekun, setia dalam segala situasi. Seperti Santo Petrus yang handal dan tegar dalam mewartakan Injil kepada seluruh umat Allah, sehingga diharapkan nantinya lulusan seminari ini akan menjadi petrus-petrus yang lain. Baik nantinya jika menjadi imam ataupun jika menjadi awam, para seminari tetap siap menjadi kaum awam yang merasul, menghadirkan Allah di tengah-tengah hidup mereka dan di mana pun mereka berada,” ungkap RD Simon.
Disuruh Vatikan buka seminari
Sementara itu, Mgr. Timang menceritakan bahwa pada kesempatan kunjungan para uskup dalam kunjungan ad limina ke Vatikan pada bulan Juli 2011, para fungsionaris petugas di kongregasi untuk penginjilan bangsa-bangsa sudah mengingatkan kepada Mgr. Timang sebagai uskup baru untuk segera mendirikan seminari menengah.
Namun, Mgr. Timang menyampaikan kondisi umat Katolik Keuskupan Banjarmasin, yang hanya bagian kecil dari seluruh penduduk Provinsi Kalimantan Selatan rasanya belum mampu untuk mendukung terselenggaranya suatu seminari menengah.
Tahun demi tahun berlalu, Juni 2019, juga dalam kunjungan Ad Limina, Mgr. Timang diminta lagi untuk segera mendirikan seminari menengah. Karena itu, kembali dari kunjungan tersebut, Mgr. Timang memutuskan untuk menyiapkan pendirian seminari, dan dengan segala tantangan dan keterbatasan yang ada akhirnya pada Seminari Menengah Santo Petrus resmi dibuka.
“Kampusnya saja belum ada, sementara ini pendidikan dilaksanakan di Pusat Pastoral Keuskupan Banjarmasin. Tapi, sekali lagi puji Tuhan berkat kerja keras semua pihak, dan dukungan dari para pastor paroki, ketika memulai sudah ada tujuh orang seminaris angkatan pertama. Kami juga berharap, mungkin ‘kampus pinjaman’ ini sudah harus pindah ke tempat lain,” kata Mgr. Timang.
“Tapi saya percaya ketika Yesus memanggil murid-murid yang pertama, mereka juga memulai dalam situasi yang sangat terbatas dan sangat sederhana. Dari murid-murid pertama inilah akhirnya kita boleh mengenal kabar keselamatan berkat pewartaan dan semangat para rasul,” tambah Mgr. Timang lagi.
Terakhir, Mgr. Timang berharap agar kehadiran seminari ini dapat menjadi awal dari semangat yang semakin berkobar untuk mewujudkan cita-cita yang dirumuskan dalam arah dasar Keuskupan Banjarmasin, yaitu kita mengundang semua orang untuk datang kepada Yesus, datang kepada Allah Tritunggal melalui pelayanan para imam.
“Imam yang tidak perlu pintar, tapi adalah orang-orang yang tangguh dalam berjuang, penuh komitmen dan semangat penyerahan diri, semangat pengorbanan yang tinggi dan hatinya seluas hati Yesus untuk melayani siapa saja bukan saja umat gereja kita tapi juga seluruh masyarakat,” tutupnya.
Berikut ini profil Seminari Menenngah Santo Petrus Keuskupan Banjarmasin