Sabtu (H)
- Ayb. 42:1-3.5-6.12-16
- Mzm 119:66-71.75.91.125
- Luk. 10:17-24
Lectio
17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” 18 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” 21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”
23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Meditatio-Exegese
Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu
Ketujuh puluh dua murid pulang dari tugas perutusan dan melaporkan apa yang mereka lakukan. “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu,” kata mereka (Luk. 10: 17). Benar, mereka mengusir setan atas nama Yesus. Karena Ia berkuasa atas seluruh kuasa kejahatan, termasuk kuasa setan dan roh jahat. Merekalah malaikat yang jatuh karena memberontak melawan Allah dan selalu membenci manusia.
Yesus bersabda pula (Yoh. 12:31), “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.”, Nunc iudicium est huius mundi, nunc princeps huius mundi eicietur foras. Kuasa dan wewenang itu juga dianugerahkan kepada para murid untuk mengalahkan kegelapan dan kejahatan, setan, yang selalu berusaha memisahkan manusia dari Allah (1Yoh. 2:13-14).
Tugas perutusan yang diterima para murid mencakup pewartaan kedatangan Kerajaan Allah dan mengusir setan atau kuasa kejahatan. Mewartakan Injil berarti berpartisipasi dalam karya Allah memulihkan kemanusiaan yang telah robek karena dosa.
Manusia dipulihkan lagi agar serupa dengan gambar dan keserupaan dengan Allah (Kej. 1:29). Manusia yang sakit, dirawat; yang bodoh, dibantu supaya cerdas; yang dibelenggu dimerdekakan; yang dipenjara karena ketidakadilan, dilepaskan (bdk. Luk. 4:18-19). Dalam mewartakan Injil, Ia memperlengkapi para murid dengan kuat kuasa untuk mengalahkan pekerjaan setan dan kuasa kegelapan (1Yoh. 2:13-14).
Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga
Yesus menanggapi suka cita ketujuh puluh dua murid dengan menukik pada inti suka cita. Suka cita murid Yesus tidak ditentukan oleh mukjizat yang mereka lakukan, walau pun dilakukan atas nama Yesus. Sukacita selalu merupakan buah dari setiap pelaksanaan tugas perutusan dari-Nya. Bukan dari hasil buatan manusia, tetapi Allah sendirilah Sang Sumber suka cita.
Ketika menjadikan Allah sumber sukacita, para murid Yesus tetap dapat hidup dengan ringan, karena Allah menjamin kemenangan dalam Yesus Kristus. Nehemia mengungkapkan, “Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Neh. 8:10).
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi
Yesus bersyukur kepada Bapa karena Ia menyingkapkan kepada para murid kebijaksanaan dan pengetahuan akan Allah. Ucapan syukur Yesus mengungkapkan pengakuan iman akan Allah sebagai Bapa dan Pencipta.
Dialah asal dan tujuan segala ciptaan. Belas kasih, kebaikan hati dan kerahiman–Nya melulu dicurahkan pada semua anakNya. Seluruh hidup manusia sebagai pria dan wanita berasal dari-Nya (Ef. 3:14-15)
Doa ini juga berisi peringatan bahwa kesembongan dapat menjauhkan manusia dari kasih dan relasi mesra dengan Allah. Kesombongan menutup jiwa untuk menerima anugerah pengetahuan akan Allah dan relasi kasih denganNya.
Kesombongan, yang selalu digunakan setan untuk mengelabuhi manusia, selalu mengarahkan pada ilusi seolah-olah sama dengan Allah, ”Kamu akan menjadi seperti Allah.” (Kej 3: 4).
Sedangkan, manusia, pada hakekatnya, seperti diungkapkan Santo Agustinus, uskup Hippo, hanyalah pengemis di hadapan Allah. Hanya dapat bergantung padaNya, seraya memohon kerelaan hatiNya untuk menganugerahkan kerahiman dan belas kasihNya.
Engkau nyatakan kepada orang kecil
Kerendahan hati terletak pada disposisi batin untuk mengakui ketergantungan pada Allah. Pada-Nya manusia dapat mengharapkan anugerah “keutamaan tertinggi”, summum bonum.
Kerendahan hati menjadi mahkota seluruh keutamaan, karena kerendahan hati menundukkan hati untuk mengharapkan rahmat dan kebenaran.
Kerendahan hati berlawanan dengan kesombongan, sumber segala dosa. Kitab Amsal menyingkapkan, “orang yang rendah hati dikasihani-Nya.” (Ams 3:34; Yak 4:6). Maka, biarlah Yesus menyembuhkan luka batin karena kesombongan.
Biarkan Roh Kudus mengubah kita agar semakin serupa dengan Yesus, yang lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29).
Dari Ibu Maria, Bunda Yesus Kristus, kita belajar dan mendidik diri untuk rendah hati. Dan untaian rosario selalu mengantar pada ketergantungan pada Allah, seperti yang diucapkannya pada Malaikat Gabriel (Luk. 1:38), “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”, Fiat mihi secundum verbum tuum.
Katekese
Kuasa Kerajaan Allah. Santo Cyrilus dariAlexandria, 376-444:
“Yesus juga memberikan pada para rasul yang suci kuasa dan daya untuk membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, menyembuhkan orang sakit, dan menumpangkan tangan untuk memohon naungan Roh Kudus dari sorga pada siapa pun yang mereka kehendaki. Ia memberikan kuasa untuk mengikat dan melepaskan dosa manusia.
SabdaNya adalah ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” (Mat 18:18). Inilah kuasa yang sekarang kita punya atas kehendak-Nya. Berbahagialah mata kita dan mata mereka yang mengasihiNya. Kita telah mendengar pengajaran-Nya yang mengagumkan.
Ia telah memberikan pada kita pengenalan akan Allah Bapa, dan Ia telah menunjukkanNya pada kita dalam kodrat-Nya sendiri. Hal-hal yang oleh Musa hanya ditunjukkan melalui contoh dan lambang. Kristus telah menyingkapkan kebenaran pada kita.
Ia telang mengajarkan kita menghormati-Nya bukan melalui darah atau dupa, tetapi terlebih melalui korban rohani dan yang mengatasi segala pemahaman” (dikutip dari Commentary On Luke, Homily 67).
Oratio-Missio
- Allah yang mahatinggi dan agung, terangilah hati kami saat kami dirundung kegelapan dan anugerahkanlah iman sejati, harapan yang pasti dan kasih yang sempurna. Berilah kami kepekaan dan pengenalan akan diri-Mu, sehingga kami mampu melakukan apa saja untuk memenuhi kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. (doa Santo Fransiskus Asisi, 1182-1226)
- Apa yang aku lakukan untuk semakin menjadi sederhana, rendah hati dan miskin di hadapan Allah dan sesama?
Gaudete autem quod nomina vestra scripta sunt in caelis – Lucam 10:20