Pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus
Bacaan I: Yes. 66: 10-14b
Injil: Mat. 18: 1-5
SUATU pagi, guru bina iman anak, dengan tergopoh-gopoh panik menemui saya. “Pastor, pastor, itu ada orang tua yang berantem.”
“Waduh, kok bisa sih,” kataku dalam hati.
Saya segera mengikuti guru bina iman.
Sesampainya di tempat ruang bina iman anak, saya melihat dua pasang orang tua yang sedang ribut saling memaki dan bapak-bapaknya akan saling pukul.
Melihat saya datang, mereka tidak menghentikan pertengkaran mereka. “Sudah, sudah, berhenti. Bapak-bapak mau berantem? Mau saling pukul? Ayo sekarang kita ke aula. Ibu berantem melawan ibu dan bapak melawan bapak, saya akan menjadi wasit. Yuk semua ke aula.”
Mereka semua diam, memandang saya. Mungkin mereka takut karena melihat pastornya marah.
“Bagaimana, berani gak duel satu lawan satu?,” tanya saya.
“Tidak pastor, maaf kami tidak akan duel.”
Saya kemudian mengajak mereka dan guru bina iman untuk duduk dan ngobrol.
Guru bina iman menceritakan kronologis kejadian kenapa mereka berantem. Awalnya anak-anak mereka bermain lalu berantem karena berebut bola. Salah satu anak memukul anak yang lain. Anak yang dipukul menangis, dan orangtuanya tidak terima anaknya dipukul, maka mereka jadi marah.
Sementara mereka ribut berantem mau saling pukul, anak-anak mereka sudah diminta saling memaafkan dan mereka sudah bermain bersama lagi.
Maka kejadian ini adalah kejadian lucu, anak-anak yang diributkan sudah damai dan seperti tidak ada masalah, sedang orangtuanya masih saling mendendam.
Kiranya sikap anak-anak yang mudah untuk saling memaafkan tidak mengenal dendam adalah keutamaan sebagaimana sabda Tuhan hari ini.
“Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan surga.”