Bacaan 1: Flp 1:18b – 26
Injil: Luk 14:1. 7 – 11
SUATU ketika, ada sebuah film bioskop tentang kehidupan seorang pemimpin otoriter. Saat pemutaran perdana ia hadir menyamar sebagai penonton biasa.
Lalu salah seorang tamu undangan dari pemerintah maju berpidato dan meminta penonton berdiri sejenak. “Saudara-saudari, mari kita berdiri dan memberikan penghormatan bagi pemimpin agung kita, yang akan kita saksikan filmnya sebentar lagi.”
Dia terharu melihat rakyatnya begitu menghormatinya sampai ia lupa berdiri. Lalu seseorang menepuk bahunya, “Hei bung, cepat berdiri. Bila kita tidak berdiri maka sebentar lagi akan datang banyak polisi rahasia menangkap kamu karena tidak menghormati si haram jadah ini. Berdiri saja.”
Ia mengira telah mendapatkan penghormatan luar biasa dari rakyatnya, ternyata dugaannya salah total.
Hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan pengikut-Nya agar tidak gila hormat. “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu…”.
Kursi paling depan biasanya adalah tempat terhormat.
Inti dari pesan Tuhan Yesus sebenarnya ada pada kalimat, “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Tuhan meminta agar para pengikut-Nya, untuk “tidak gila hormat”.
Orang-orang Farisi memang dikenal sebagai orang gila hormat, selalu melakukan pencitraan agar dilihat orang.
Bahkan tak segan-segan menyingkirkan pihak-pihak yang sekiranya bakal mengganggu kehormatannya.
Maka dalam peneguhannya kepada jemaat Efesus, Rasul Paulus mengingatkan agar jemaat hidup selalu, iklas, tulus dan sukacita dalam keadaan apa pun.
Saat menulis surat Filipi, Paulus sedang dalam penjara. Namun demikian, ia tidak merasa sedih, putus asa dan dukacita karena dipenjara.
Ia tetap menunjukkan sukacitanya, bermadah tiap malam dan tetap mewartakan dalam penjara.
Salah satu semboyannya, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Ia tidak mencari penghormatan diri namun Tuhan Yesus Kristus-lah yang utama dalam hidup. Paulus bahkan rela mati karena Kristus. Maka saat masih hidup akan dia pergunakan untuk memuliakan Tuhan dengan jalan mewartakan.
Pesan hari ini
Dengan selalu mensyukuri hidup, maka seseorang akan menemukan sukacita. Orang semacam ini tidak akan gila hormat, karena ia tidak pernah menyesali kehidupannya.
Dengan menjaga kekudusan maka pada saat Hari Tuhan, tidak akan dipermalukan namun justru ditinggikan oleh Tuhan.
“Dalam hidup pasti ada kesuksesan dan kegagalan namun semua itu hanyalah sementara saja. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”