Bacaan I: Flp. 3: 17–4: 1
Injil: Luk. 16: 1-8
SORE itu saya menerima tamu sepasang suami isteri dan anak laki-laki. Wajah bapak itu kelihatan tegang menahan marah. Sedangkan, ibu kelihatan habis menangis; sedang wajah anak laki-laki itu datar-datar saja.
Bapak itu bercerita dengan geram menahan emosi, kalau anak laki-lakinya dikeluarkan dari kampus tempat dia kuliah. Bapak itu bercerita bahwa anaknya kuliah di perguruan tinggi ternama di kota lain.
Selama ini, oran tua tidak pernah tahu apakah anaknya masuk kuliah atau tidak. Orangtua tahunya anaknya selalu kuliah, karena tiap hari selalu berpamitan pergi kuliah dan selalu diberkati oleh orang tuanya melalui telepon.
Ternyata anak ini sering tidak mengikuti perkuliahan.
Orangtua selama ini percaya pada anaknya bahwa anaknya rajin kuliah karena nilai semester 1 dan 2 cukup memuaskan. Anak itu selain rajin kuliah juga aktif di kegiatan kerohanian kampus. Itulah mengapa orangtua tidak pernah mengecek anaknya lagi.
“Romo, saya memang bersalah karena terlalu percaya pada anak saya. Saya tidak tahu setan mana yang membuat dirinya seperti ini. Pengaruh pergaulan yang tidak baik telah membuat anak saya seperti ini. Saya baru tahu setelah dia dikeluarkan dari kampusnya, ternyata selain sering bolos kuliah, dia juga sering mabuk.
Romo, anak saya dikeluarkan tidak hanya karena sering bolos, tetapi nilainya tidak mencukupi untuk melanjutkan.”
Bapak itu bercerita dengan menahan marah.
Dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang kurang baik lebih mudah mempengaruhi dan diikuti oleh seseorang dari pada hal-hal yang baik. Godaan-godaan akan hal yang kurang baik lebih menarik dibandingkan dorongan-dorongan yang baik. Maka tidak mengherankan kalau pengaruh yang kurang baik lebih merajalela.
Butuh usaha dan keteguhan hati yang luar biasa agar bisa bertahan dari godaan.
Sebagaimana kata St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: “Banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara dunia.”
Bagaimana dengan aku, akankah aku bisa berdiri teguh di tengah pengaruh yang tidak baik?