SAYA akrab sejak remaja dengan beliau. Saya menerima Sakramen Krisma dari beliau di Pulau Tello, sebuah pulau sangat kecil di wilayah Nias Selatan.
Di Jakarta, kami mendirikan Paguyuban Santa Martha. Inilah semacam forum umat KAJ yang berasal dari Keuskupan Sibolga.
Bertahun-tahun lamanya, almarhum Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap tanpa henti selalu menginisiasi bea siswa untuk para guru SMA Keuskupan Sibolga yang akan melanjutkan pendidikan S-2.
Selama beberapa tahun sampai akhir masa jabatannya sebagai Uskup Keuskupan Sibolga, kami membantu biaya pendidikan para guru itu. Dua orang setiap tahun ajaran.
Terakhir pertemuan dengan almarhum terjadi awal tahun 2019. Beliau bilang bahwa baru saja menghadap Nuncio.
“Saya minta supaya segera mencari ganti saya sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga. Umur saya sudah 79 tahun. Nuncio bilang sabar, dalam waktu dekat Vatikan akan menetapkan uskup baru,” kata almarhum Mgr. Sinaga OFMCap menirukan suaranya sendiri dan tanggapan Nuncio.
Lalu, dua pekan lalu, saya mendapat kabar beliau positif kena covid-19
Perhatian dua hal
Atensi utama almarhum Mgr. Sinaga OFMCap terjadi pada dua hal.
Pertama, peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah keuskupannya. Karena itu, beliau sangat gigih mendorong umat berpartisipasi melalui program-program beasiswa para guru.
Kedua, dalam hal pembangunan infrastruktur gereja. Beliau juga pernah memaparkan program pembangunan sejumlah paroki baru di Keuskupan Sibolga, khususnya di Pulau Nias.
Hanya waktu itu, kita bilang, sabar Monsinyur. Kita tuntaskan dulu pembangunan Gedung Catholik Center Sibolga yang tengah berjalan.
Nampaknya, beliau terinspirasi dari keberhasilan pembangunan Gedung Catholic Center Keuskupan Agung Medan yang memang dibangun di masa beliau masih menjadi Uskup Agung.
Beliau sosok yang sangat tekun dan disiplin. Beliau selalu menginfokan jadwal kedatangan ke Jakarta dan selalu menyempatkan diri bertemu dengan Paguyuban Santa Martha.
Tidak jarang, beliau dengan sukarela mau naik ojek dari Wisma KWI di Jl. Kemiri, Menteng di Jakarta Pusat menuju lokasi pertemuan. Untuk menghindari lalu lintas macet agar tidak terlambat menghadiri pertemuan dengan segenap umat yang tergabung dalam Paguyuban Santa Martha.