Minggu Biasa XXXIII
Bacaan I: Ams. 31: 10-13. 19-20. 30-31
Bacaan II: 1Tes. 5: 1-6
Injil: Mat. 25: 14-30
DI sebuah paroki, ada anak berkebutuhan khusus yang sering datang untuk bermain di halaman gereja. Awalnya anak ini kami anggap sebagai pengganggu, karena sering kali membuat takut anak-anak misdinar yang baru kumpul atau anak-anak OMK yang sedang kumpul-kumpul.
Beberapa kali anak ini ditegur dan bahkan agak dimarahi karena dianggap mengganggu. Beberapa ibu menegur dengan keras bahwa gereja bukan tempat main.
Namun, entah mengapa anak ini tetap saja selalu datang untuk bermain. Lama kelamaan, kami mulai mengenal anak ini, bahwa dia berkebutuhan khusus.
Ia ikut duduk-duduk ngumpul dengan beberapa orang yang ada di gereja. Nampaknya dia nyaman ada di lingkungan gereja, meski dia bukan katolik.
Hal yang menarik adalah karyawan kebun kami mulai mengajak untuk ikut bantu-bantu dan anak ini merasa nyaman dan bisa bicara dengan karyawan kebun kami. Dan ternyata dia bisa ikut membantu karyawan kebun menyapu halaman, menyiram tanaman.
Anak ini meski berkebutuhan khusus tetapi rajin dan punya rasa tanggung jawab.
Akhirnya anak ini kami beri tugas untuk membantu karyawan kebun dan kami beri uang saku. Saat dia diterima dan diberi kepercayaan ternyata luar biasa. Pagi-pagi dia sudah menyapu halaman gereja dengan bersih.
Sering kali pukul 05.30 halaman gereja sudah bersih dan dia sudah menyiram tanaman. Bagi saya anak ini luar biasa, dari yang kami anggap pengganggu sekarang banyak membantu.
Satu hal yang dia butuhkan adalah diterima dan dipercaya, selebihnya dengan segala keterbatasannya, dia memberikan hal yang luar biasa.
Pengalaman perjumpaan dengan anak ini membantu saya untuk memahami sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Matius. Allah telah mempercayakan “harta” yang besar kepadaku.
Allah mengenal diriku dan Ia mempercayakan “hartaNya” seturut kemampuanku. Allah percaya dengan kemampuanku, aku dapat mengembangkan “harta” itu menjadi berlipat-lipat.
Apa yang kubutuhkan adalah setia memikul tanggung jawab itu, sehingga dapat melipat gandakan “harta” itu.
“Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.”
Persoalannya adakah aku menyadari bahwa Allah mengenal aku dan mempercayakan “hartaNya” seturut kemampuanku?