INI sungguh Indonesia. Matahari bersinar terus dengan garangnya. Nyaris tiada hentinya sepanjang pagi hingga menjelang petang hari.
Indonesia beruntung punya matahari seakan tak pernah “tidur”. Akibatnya, setiap hari praktis kita bisa menikmati sinar matahari -hal sangat “mewah” yang tidak pernah terjadi di kawasan negara lain yang punya empat musim.
Memanfaatkan energi panas Sang Surya. Itulah yang kini tengah menjadi tren masyarakat modern dengan menggunakan sollar cell untuk “mengabadikan” panas matahari menjadi sumber energi berupa cahaya terang. Singkat kata, listrik made by matahari.
Inilah yang baru saja terjadi dengan Gereja Katedral Jakarta. Menggunakan energi sang surga untuk memasok kebutuhan akan cahaya listrik.
Tentu saja ya harus pakai sollar cell dengan sejumlah baterei ukuran kapasitas besar untuk bisa menyimpan panas dan kemudian “mengolahnya” menjadi listrik.
Dengan demikian, Gereja Katedral Jakarta sekarang punya sumber daya listrik terbarukan berupa panel energi surya. Yakni, dengan sengaja memanfaatkan energi panas matahari untuk menjalankan seluruh kegiatan kelistrikan di kompleks gereja.
Terjadi hanya pada waktu siang hari, ketika Sang Surya masih dengan garangnya memuntahkan terik panasnya ke bumi. Sementara, penerangan pada malam hari tetap saja mengandalkan pasokan listrik dari PLN.
Daya maksimal
Daya maksimal dari seluruh panel mencapai 238,02 kWp atau setara dengan 183 unit rumah dengan daya 1.300 watt.
Dengan adanya panel surya sebanyak itu, kompleks Gereja Katedral Jakarta bisa menghemat biaya listrik sampai dengan 30% dari total ongkos pengeluaran untuk membiaya tarif langganan listrik.
Pemasangan panel surya di Gereja Katedral Jakarta telah berlangsung dalam dua tahap.
- Tahap pertama dengan total daya sebesar 29,70 kWp oleh SolarKita.
- Tahap kedua dengan total daya sebesar 208,32 kWp oleh KAS Green Energy.
Panel energi surya mempunyai banyak sekali kelebihan. Selain pastinya dapat menghemat biaya listrik dan tidak memerlukan bahan bakar, panel energi surya tidak menghasilkan polusi suara.
Juga mendatangkan manfaat ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbondioksida.
Apalagi, panel energi surya juga tidak memberi kontribusi terhadap perubahan iklim.
Merawat bumi
Pastor Kepala Paroki Gereja Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko SJ mengatakan, langkah ini dipilih untuk mewujudkan komitmen Kompleks Gereja Katedral merawat bumi rumah kita, selain yang sudah selama ini dilakukan dengan manajemen pengelolaan sampah dengan baik.
Gereja Katedral Jakarta mengadakan seremonial sederhana tanggal 9 Januari 2021 bertepatan dengan Pesta Pembaptisan Tuhan. Dengan penandatanganan prasasti oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo sekaligus mencatatkan di MURI sebagai Gereja Katolik pertama yang menggunakan panel energi surya di Indonesia.
Romo Hani Rudi Hartoko SJ mengucap puji syukur kepada Allah dan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dengan kasih dan sukarela atas terwujudnya pemasangan panel energi surya di Gereja Katedral Jakarta.