Selasa, 26 Januari 2021
2 Tim 1:1-8
Luk 10:1-9
“MANTAP, selamat memasuki kadang macan,” kata temanku
Saya mendapat pengutusan baru, dan di tempat baru tersebut memang punya kisah konflik yang cukup panjang dan pelik, bahkan siapa pun yang berkarya di tempat tersebut, jika tidak hati-hati akan terseret dalam pusaran konflik.
“Saya jalani saja, berusaha hadir untuk semua,” kataku dengan senyum.
“Kalau tidak bisa memadamkan api, tidak usah menaruh minyak di dekatnya,” katanya.
“Setuju,” kataku.
“Mungkin konflik akan tetap ada namun semoga mereka tahu, saya di sana untuk mereka semua,” pikirku.
Dengan senang hati saya datang ke tempat baru. Sejak awal saya berusaha tidak mengistimewakan satu sama lain, karena menurutku semua orang itu baik.
Langkah pertama adalah mengunjungi mereka satu per satu dan mendengarkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang hidup menggereja.
Tanggapan mereka begitu baik. Mereka punya harapan yang sama yakni ingin Gereja yang hidup, rukun, guyub.
Kesan kandang macan tidak saya temui sama sekali. Mereka adalah Gereja yang sedang berdinamika, jauh dari kata menyeramkan. Yang ada adalah kawanan yang ingin disapa dan didengarkan.
Hari ini, kita dengar dalam Injil, Yesus mengutus kita,” Pergilah. Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
Kadang kita diutus ke tempat yang sulit dan berat, jika kita yakin dan tulus hadir demi kebaikan bersama maka semuanya akan menjadi baik.
Mereka bisa merasakan apakah kita ini benar-benar mau melayani dengan tulus dan penuh cinta atau hanya sekedar bersandiwara.
Tuluskah kita dalam pelayanan?