Renungan Harian 4 Februari 2021: Ditolak

1
1,333 views
Ilustrasi - Menolak. (ist)


Bacaan I: Ibr. 12: 18-19. 21-24
Injil: Mrk. 6: 7-13
 
PADA awal masa pandemi tahun lalu ketika ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB), di mana banyak orang mengalami kehilangan pekerjaan, maka hal tersebut menimbulkan dampak yang luar biasa dari sisi ekonomi. Pada masa itu, banyak orang kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari.
 
Semua paroki di Keuskupan Bandung mengadakan kegiatan-kegiatan sosial terutama untuk bantuan sembako, dan masker. Bahkan keuskupan memberi bantuan dana ke paroki-paroki agar dapat membantu umat dan masyarakat sekitar untuk pemenuhan hal itu.
 
Ada seorang rekan imam yang berbagi pengalaman berkaitan dengan upaya membantu masyarakat sekitar.

Pastor itu mendatangi aparat masyarakat di sekitar gereja dengan maksud untuk ikut serta membantu masyarakat secara khusus pemenuhan sembako dan masker.

Namun aparat yang didatangi menolak dengan alasan takut kalau ujungnya untuk kepentingan agama. Meski sudah dijelaskan, namun aparat itu tetap menolak bantuan itu, meski masyarakat amat membutuhkan.
 
Ketika rekan imam itu bertemu dengan beberapa warga dan menanyakan apakah membutuhkan bantuan, warga mengatakan bahwa mereka amat membutuhkan bantuan itu karena sampai saat itu belum ada bantuan apa pun dari pemerintah.

Bahkan warga mengatakan mereka dengan senang hati menerima bantuan, dan mereka bertanggung jawab kalau ada masalah dengan aparat.

Maka akhirnya paroki itu membantu warga sekitar. Tidak melalui aparat, tetapi justru langsung ke warga yang amat membutuhkan.
 
Amat disayangkan bahwa karena kecurigaan dan atau masalah sentimen agama, banyak orang melihat tindakan-tindakan belas kasih sebagai upaya gerakan-gerakan berkaitan dengan agama tertentu.

Sehingga tidak jarang sebagaimana pengalaman rekan imam itu, aparat lebih memilih mengorbankan warganya.
 
Kiranya sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Markus menegaskan bahwa pengutusan para murid adalah untuk mewartakan cinta dan melakukan tindakan atas nama cinta.

Tugas para murid adalah menjalankan, menabur kasih jangan memikirkan soal diterima atau ditolak.

“Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan bebaskan lah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apakah aku tekun untuk selalu menabur kebaikan dan cinta meski mengalami penolakan?

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here