Bacaan I: Kej. 1: 1-19
Injil: Mrk. 6: 53-56
SETELAH misa, saya melihat salah seorang anak muda yang sedang kuliah di kota lain, keluar dari gereja ingin menemui saya. Ketika kami bersalaman saya bertanya:
“Lho, kamu kok disini, sedang libur?”
“Tidak romo, bolos,” jawabnya.
“Itu romo, dia malas, tolong dimarahi Romo, dia merepotkan orang ]tua saja,” ibunya ikut menjawab.
“Romo, dia “drop out” karena nilainya tidak mencukupi. Saya dan bapaknya itu jengkel kenapa bisa “drop out” padahal dia itu pintar romo. Kami tidak mengerti di mana sulitnya dengan pelajarannya, karena seharusnya dia bisa.
Sebenarnya dia itu tinggal kuliah dan belajar. Saat dia mau kuliah kami telah menyiapkan tempat kosnya, saya yang menata dan mengatur agar tempat kosnya jadi nyaman. Saya sudah langganan catering untuk makan dia, dan menunya pun dia bisa memilih atau order, untuk cuci baju saya sudah cari orang yang mencuci baju dan bebersih kamar.
Sebenarnya semua sudah kami siapkan supaya dia dapat belajar dengan baik. Tetapi tidak tahu kenapa bisa terjadi. Kalau saya tanya kenapa dia menjawab bahwa dia tidak pernah belajar dan jarang kuliah karena ikut teman-temannya main game online.
Bapaknya tadi malam sudah marah: “Kamu itu merusak dirimu sendiri. Mamamu sudah menyiapkan segala sesuatu agar kamu dapat kuliah dengan baik dan nyaman, tetapi kamu malah memilih jalan yang lain. Sekarang kamu menanggung akibatnya, dengan begitu semua yang telah dipersiapkan jadi sia-sia. Sia-sia karena kamu tidak mempergunakan semestinya.”
Tetapi dia cuma diam aja. Itu kamu harus ngaku dosa sama Fomo,” ibunya menumpahkan kekesalannya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Kejadian, Allah telah menyediakan alam beserta isinya yang tertata baik, dan semuanya adalah baik agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan baik.
Namun alam yang baik, yang tertata dan teratur telah menjadi bencana bagi manusia. Banyak manusia yang mati dan menderita karena bencana alam.
Alam yang sejatinya menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk manusia hidup, bertumbuh dan berkembang sekarang ini alam telah menjadi “monster” yang menakutkan karena menjadi sumber bencana.
Adakah Allah salah dalam menciptakan alam? Ataukah manusia yang telah merusak keteraturan alam yang telah disediakan Tuhan untuk manusia. “Allah melihat bahwa semuanya itu baik.”
Bagaimana dengan aku? Adakah aku bagian dari manusia yang telah merusak tatanan dan keteraturan alam sehingga menjadi sumber bencana?