Minggu, 21 Februari 2021
Bacaan I: Kej 9:8-15
Bacaan II: 1Ptr 3:18-22
Injil: Mrk 1:12-15
“MEMBATU, tidak mau mendengar apa pun dari kami,” kata seorang bapak yang merasa frustasi menasehati anaknya.
“Bukan saya tidak mau mendengar dan mengikuti nasehat bapak dan ibu, tetapi kalian selalu menyalahkan saya, tidak pernah ada yang benar apa yang saya kerjakan,” sahut anaknya dengan air mata terurai di pipi.
“Apa yang terjadi antara bapak dan ibu dengan anak semata wayangnya, sungguh menyedihkan,” pikirku.
“Saya selalu mau memgerti kamu, tetapi selalu saja kamu tidak pernah mau mendengar kami,” kata ibunya.
“Tidak, ibu dan bapak tidak pernah mau mengerti kami, tapi memaksakan apa yang kalian mau,” sahut anaknya.
Komunikasi yang terbangun telah kehilangan rasa hormat dan percaya. Tidak ada rasa hormat lagi anak pada orangtua dan sebaliknya. Juga tidak ada lagi kepercayaan orangtua pada anak serta sebaliknya.
Kuasa roh kegelapan telah merasuk dan membuat kehidupan yang sebelumnya harmonis menjadi begitu sulit dan menyedihkan.
Hari ini, kita dengar dalam bacaan pertama Allah memperbaharui janji-Nya dengan manusia melalui air bah.
Semoga kita diingatkan bahwa hanya dengan memperbaharui Janji Baptis, kita bisa mengembalikan rasa hormat satu sama lain dan menemukan kepercayaan yang telah luntur.
Yesus memberitakan, “Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Tidak banyak waktu lagi di antara kita untuk saling membahagiakan. Jangan kita isi hari-hati kita dengan amarah dan menolak pertobatan.
Jangan kita isi waktu kita dengan saling menghakimi dan saling curiga.
Kerajaaan Allah sudah dekat. Mari kita memantaskan diri dengan pertobatan supaya kita pantas dan layak ikut dalam pesta abadi dalam kerajaan-Nya.
Bisakah aku sabar dan tidak mengeraskan hati untuk mendengar suara kebenaran dalam hidup ini?