JARANG sekali menemukan manuk gaok, burung gagak di Garung, Wonosobo, semasa kecil. Tak lebih dari dua kali setahun burung ini mampir mencari makan.
Biasanya kawanan akan hinggap di pelepah pisang dan mencari ulat yang diam di gulungan lembar daun pisang di selatan rumah.
Burung yang digolongkan dalam keluarga aves memiliki wilayah persebaran yang sangat luas. Hampir setiap jengkal bisa dijelajahi, kecuali di kawasan Amerika Selatan.
Penampilannya pun memberi kesan menakutkan. Terlebih dominasi warna hitam menutup seluruh bulu yang membalut tubuhnya. Tetapi, dibandingkan dengan semua jenis burung, gagak memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi.
Konon, kisah berwarta. Burung yang cerdas ini pernah memiliki suara yang lebih merdu dari semua jenis burung berkicau.
Dan suatu saat, Si Tilang, kutilang berkata, “Gak, temanku Si Kepodang Kuning sedang sedih. Ia kehilangan seluruh sanak dan keluarganya. Hujan badai tadi malam menumbangkan pohon beringin. Dedahanan menimpa sarang mereka. Hanya Si Kuning selamat. Ayo, bantu dan hibur dia.”
“Sorry, aku sedang sibuk menyiapkan konser menyanyi seminggu ke depan. Tiada waktu. Yah, itu salah dia sendiri. Mengapa keluarganya tidak memperhitungkan risiko ketika membangun sarang. Pokoknya, aku sibuk dengan urusanku,” jawab Si Gaok, gagak hitam.
“Oh, begitu. Semoga sukses dengan konsermu. Kami doakan yang terbaik.”
Saat konser tiba, Lang-Lang, si elang, yang menjadi pembawa acara mengumumkan, “Sambutlah, hadirin sekalian, Si Gaok yang anggun dan suara merdu.”
Langkah anggun, penuh percaya diri mengiringi Si Gaok tampil di podium. Menjadi pusat perhatian.
Tiba-tiba, saat membuka paruh dan mulut, hanya keluar seruan “Kaok… Kaook… Kaoook. Suara emas yang menghibur semua tiba-tiba lenyap.
Dan lenyap pula ia dari pandangan mata.
“Aduh, bagaimana ini? Mengapa aku? Mengapa terjadi? Apa salahku?,” katanya dalam dalam hati.
Air mata mengalir deras tanpa henti. Tanpa teman. Tanpa sapa. Hanya sepi.
Gagak, mengapa engkau tak sejenis dengan yang membawakan roti untuk Elia saat ia kelaparan di Sungai Kerit? (Im. 11:15; 1Raj. 17:4-6).
17.03.2021.bm-1982. ac eko wahyono