Hujan badai dan banjir bandang yang melanda empat wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur salah satunya Kabupaten Malaka, pada Minggu 4 April 2021 menyebabkan banyak kerusakan, baik rumah, tempat usaha serta melenyapkan harta benda warga.
Sampai berita ini diturunkan air masih setinggi satu meter lebih menggenangi rumah penduduk. Warga, khususnya umat Paroki Santo Fransikus Xaverius Bolan, Keuskupan Atambua yang terdampak kondisi ini belum mendapat bantuan apa pun dari pemerintah. Padahal saat ini, warga kekurangan makan karena tidak bisa memasak, dan minim air bersih.
“Memang bantuan kemanusiaan belum semuanya didapat. Apalagi warga yang terkena langsung dampak banjir ini cukup banyak. Tentu kami sangat mengharapkan agar pemerintah setempat dan pihak terkait bisa membantu menangani masalah ini,”ujar Pastor Rekan Paroki Romo Yasintus Dedianus Nesi Pr, Atambua, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu, evakuasi warga yang terkena banjir terus dilakukan dibantu para anggota TNI-POLRI. Warga dibawa ke tempat penampungan sementara di beberapa lokasi yang telah disiapkan. Sayang, tidak semua warga mau ikut diungsikan karena sebagian masih ingin menjaga rumah dan hewan ternaknya yang masih selamat dari hantaman banjir.
Rupanya tak hanya sulit memasak dan kondisi rumah berantakan akibat penuh lumpur, warga Paroki Bolan juga kehilangan harta kesayangan mereka, utamanya ternak, seperti sapi, kambing, babi dan hewan piaraan lainnya. Demikian juga tempat usaha porak poranda. Hasil pertanian seperti padi yang baru ditanam juga jagung yang siap dipanen lenyap terhanyut aliran banjir besar.
Aktivitas gereja lumpuh
Gedung Gereja Paroki Santo Fransikus Xaverius, Bolan juga ikut lumpuh. Sejak dihantam banjir dan badai pada Minggu, 4 April air belum juga surut. Hingga kini, genangan air mengepung pastoran dan sekitarnya masih setinggi lutut orang dewasa.
“Sejak ada banjir secara otomatis pelayanan di Gereja lumpuh total. Air di dalam gereja masih tinggi dan semua bangku gereja berantakan. Kita belum bisa membersihkan karena genangan air masih tinggi dan menunggu surut,”kata Romo Sintus
Menurut Romo Sintus, pada Minggu, aliran air sungai mulai masuk ke dalam Gereja dan meluap sekitar pukul 07.00 Wita. Perayaan Ekaristi hanya diikuti oleh sedikit sekali umat karena derasnya hujan. Saat itu kondisi makin memburuk.
Bantuan
Untuk meringankan penderitaan umat akibat bencana banjir ini, Ekonom Keuskupan Atambua telah membuat posko bantuan sekaligus juga membuka nomor rekening untuk berdonasi.
Jika Anda ingin membantu, silakan transfer ke nomor rekening Bank BNI atas nama Keuskupan Atambua A/C 3011961109. Bisa juga menghubungi Romo Yulius Nesi, Pr (Ekonom Keuskupan Atambua) via telp. 085239003920.
Hingga kini warga masih ditampung di tempat pengungsian dan penangangan untuk para pengungsi dibagi dalam beberapa posko termasuk juga ditangani oleh para suster SSpS Betun.