KONGREGASI Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) melaksanakan pembukaan Yubileum 100 tahun Kongregasi SFD hadir di Indonesia.
Acara ini dilaksanakan serentak di 33 komunitas SFD yang berkarya di delapan Keuskupan. Yakni di Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangka Raya, Keuskupan Ketapang, dan Keuskupan Denpasar.
Lagi-lagi karena pandemi Covid-19
Semula, pembukaan 100 tahun SFD di Indonesia ini akan digelar pada 17 April 2020. Namun, badai pandemi Covid-19 membuat acara tersebut batal dilaksanakan.
Meski begitu, rangkaian menyongsong 100 tahun SFD tetap dilaksanakan.
- Tahun 2020 dipilih sebagai Tahun Bersatu Hati. Wujud dari tahun ini adalah persaudaraan para suster SFD yang semakin bersatu hati.
- Tahun 2021 dipilih sebagai Tahun Dinamis.
- Tahun 2022 dipilih sebagai Tahun Inklusif.
- Tahun 2023 dipilih sebagai Tahun Kreatif dan Transformatif.
Tema besar perayaan
Keempat tema ini sesuai dengan tema besar 100 tahun SFD hadir di Indonesia, yakni “Persaudaraan Dina yang Bersatu Hati, Dinamis, Inklusif, Kreatif, dan Transformatif”.
Tema besar ini ingin mengajak para suster SFD dalam kedinaan tetap bersatu hati bersyukur bersama dan bergerak dengan segala kreatifitas yang ada.
Seperti yang dikatakan Filipus kepada Natanael: “Datang dan Lihatlah” (Yoh 1:46), para suster SFD hendaknya dapat datang ke tempat-tempat karyanya.
Tidak sekedar kehadiran fisik, tapi saling melihat satu sama lain agar dapat bersatu hati.
Dengan melihat bersama, para suster SFD pasti akan lebih mampu saling menerima –kelebihan dan kekurangan masing-masing– baik antara para suster itu sendiri, Gereja Katolik secara universal, dan secara khusus dengan rekan-rekan di tempat karya masing-masing.
Pada gilirannya, pasti akan mampu membuat gerak para suster SFD dapat berkarya dengan lebih dinamis, inklusif, kreatif, dan transformatif.
Semakin hijau
Wujud datang dan saling melihat ini juga terlihat dalam seremonial pembukaan 100 tahun SFD di semua komunitas di Indonesia, yang dimeriahkan dengan penanaman pohon dan menerbangkan burung merpati.
Penanaman pohon diharapkan sebagai pengingat kepedulian pada lingkungan hidup seperti semangat Santo Fransiskus Assisi –pelindung Kongregasi SFD.
Sedangkan, menerbangkan burung merpati, selain juga sebagai bentuk cinta lingkungan hidup, juga menjadi simbol kebebasan dalam mencintai alam ciptaan.
Sebagai manusia, kita dituntut untuk juga datang ke dalam alam ciptaan. Melihat dengan hati semua makhluk hidup, bahkan melestarikannya.
Sehingga kita sungguh tahu, apa yang terjadi dengan alam dan lingkungan sekitar.
Profesi kekal
Untuk wilayah Medan, pembukaan 100 tahun SFD dilaksanakan bersamaan dengan acara kaul kekal di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Kabanjahe, Sumatera Utara.
Misa dipimpin langsung oleh Vikjen Keuskupan Agung Medan, Pastor Michael Manurung OFMCap.
Ada tujuh suster yang menjalani prosesi kaul kekal, pada 17 April kemarin.
Mereka adalah Sr. M. Theofila Teodora Tarigan SFD, Sr. M. Fiata Norpita Ginting SFD, Sr. M Gisela Simatupang SFD, Sr. M. Fabiola Girsang SFD, Sr. M. Isodora Bunga Ipir SFD, Sr. Eufrasia Dewi Maria Marpaung SFD, Sr. M. Matilda Noviana Ina SFD.
Panitia 100 tahun SFD hadir di Indonesia juga menyiapkan lilin peringatan 100 tahun, yang dinyalakan pertama kali serentak di setiap komunitas SFD pada 17 April yang lalu.
Berikutnya lilin tersebut akan terus dinyalakan setiap satu kali dalam sebulan, yakni setiap tanggal 17, hingga tahun 2023 mendatang.
Lilin-lilin tersebut tidak hanya akan dinyalakan serentak di komunitas, tapi juga di tempat karya-karya SFD, seperti sekolah, asrama, klinik kesehatan, dan wisma lansia.
Selain menyalakan lilin setiap komunitas dan tempat karya akan juga berdoa bersama. (Berlanjut)