PADA hari Paskah pertama ini kita melihat pengalaman para rasul tentang Paskah. Mereka mendengar kabar tentang makam kosong dari Maria Magdalena, mereka, Petrus dan Yohanes pergi ke makam, menemukan makam memang kosong. Yohanes mencatat: dia melihat dan percaya, meski belum mengerti. Bagi Yohanes pengalaman ini penting. Percaya dan belum mengerti. Selama dua hari mereka sedih, putus asa, kecewa, takut dan berkabung atas kematian Yesus. Mereka malu bahwa mereka begitu pengecut, lari waktu Dia ditangkap. Mereka putus asa, harapan mereka musnah dengan kematian Guru yang mereka harapkan jadi pemimpin bangsa Yahudi dan membebaskan bangsa mereka dari penjajahan Roma. Mereka takut membayangkan masa depan mereka: Guru mereka dimusuhi oleh para pemimpin bangsa Yahudi. Bagaimana nasib mereka dihari esok? Mereka orang yang gagal, orang berdosa yang terkutuk, karena Guru mereka ternyata dihukum Allah sebagai penghojat. Dia mati secara memalukan dan hina.
Kabar tentang makam kosong dan melihat makam kosong, merupakan suatu kejutan yang membuat mereka melupakan kegelapan hati mereka. Makam kosong dan kain kafan yang terhampar di tanah, menyatakan bahwa jenasah Yesus bukan dicuri orang. Karena pencuri tidak akan sempat repot-repot membuka kain jenazah dan menggulung kain peluh. Yohanes mengalami masih ada harapan. Apa yang mereka takutkan, sedihkan, kecewakan dll. bukan akhir dari segalanya. Hidup masih ada harapan, masih ada masa depan, masih ada kesempatan. Apa yang membuat Yohanes percaya dan mengerti?
Kain peluh yang tergulung rapih, merupakan tanda yang khusus. Pada waktu Yesus hidup, kebiasaan makan bangsa Yahudi dipengaruhi oleh adat Romawi. Makan bersama, biasanya dipimpin oleh sang tuan rumah. Para pelayan sesudah menyajikan makanan, mereka bersiap untuk melayani kebutuhan mereka yang makan dan menunggu kapan makan itu selesai. Jika tuan rumah belum selesai, tetapi dia harus meninggalkan meja makan, serbet makan digeletakkan begitu saja di meja. Tetapi jika makan itu sudah selesai, serbet makan itu digulung dan diletakkan disamping piring makan. Itu tanda bahwa makan sudah selesai, para pelayan boleh membersihkan meja makan. Kain peluh, yang kira-kira sebesar serbet makan, dilihat Yohanes tergulung rapih dan diletakkan bukan di tanah, di dekat kain kafan, tetapi di samping, di atas batu tempat meletakkan jenazah Yesus. Yohanes melihat simbol yang dinyatakan: SUDAH SELESAI! Perjamuan malam sudah selesai; sengsara dan wafat Yesus sudah selesai. Tugas Yesus memuliakan BapaNya sudah selesai! Dia sudah bangkit!
Paskah adalah saat untuk membaharui lagi pandangan kita tentang hidup, masalah dan perjuangannya dalam pandangan iman, harapan dan kasih.
Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku tidak berseru: Aku selamat. Tetapi aku berbisik: Aku tersesat. Karena itu lah aku memilih jalan ini. Ketika kukatakan aku seorang Kristen: aku tidak menyatakannya dengan sombong. Aku mengaku bahwa aku tersandung dan membutuhkan seeorang untuk membimbing aku. Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku tidak menyatakan diri kuat. Aku mengaku bahwa aku lemah dan mohon kekuatan untuk berjalan terus. Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku tidak membual tentang sukses. Kuakui kegagalanku dan ketak-mampuanku untuk membayar hutang-hutangku. Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku tidak menyatakan bahwa aku sempurna. Cacat-cacatku terlalu kentara, tapi Tuhan percaya bahwa aku masih berharga. Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku masih merasakan sengatan kesakitan. Aku juga ikut menyebabkan banyak sakit hati. Karena itu aku menyebut NamaNya. Ketika kunyatakan aku seorang Kristen: aku tidak ingin menghakimi. Aku tak punya kuasa; aku hanya tahu aku dikasihi.
Disekitar masa PraPaskah ini banyak masalah yang mengganggu persiapan panitia dan juga banyak orang. Adda berbagai gangguan yang membuat kita tidak dapat fokus pada persiapan Paskah ini. Sehingga terasa kita harus berjuang dalam mengatasi masalah hidup kita, sambil kita mempersiapkan Paskah. Ada yang menyebut Paskah tahun ini adalah Paskah yang galau. Seperti para murid, kita mengalami ada sisi-sisi gelap dalam hidup ini yang tidak jelas arah pemecahannya dan perjuangan hidup terasa berat.
Jika dalam iklan, yang galau harus punya IM3 untuk berelasi dengan banyak orang untuk mengusir galau itu, maka dalam Paskah kali ini, kita perlu sekali lagi menghubungkan diri kita dengan Kristus yang bangkit.
Paskah adalah saat kita mengubah pandangan dan sikap hidup kita. Kita orang berdosa yang diselamatkan Allah. Kita orang lemah yang selalu mendapat kesempatan untuk bertobat. Kita orang bermasalah yang diberi kesempatan oleh Allah. Kita orang gagal dan salah yang dikasihi dan tidak dihakimi. Selama masa Prapaskah kita mendapat kesempatan baru. Kita berderma bersama seluruh keluarga lewat amplop APP. Kegiatan Kelompok Basis memberi kita kemungkinan baru untuk membicarakan masalah kita bersama sebagai umat dan bagaimana kita akan berkumpul. Paskah memberi kita banyak kesempatan untuk tumbuh dan bergerak maju sebagai pribadi dan umat satu Paroki. Semoga hari ini kita menemukan Dia tidak ada dalam kegelapan kubur masalah-masalah kita. Semoga kita dapat melihat: Dia bangkit dan mendampingi kita dalam perjuangan dan pegulatan kita setiap hari. Semoga kebangkitanNya tidak hanya kita rayakan hari ini, tetapi kita bawa dalam semangat cinta dan harapan dalam hidup kita setiap hari. AMIN.
Seperti para rasul kita perlu mendengarkan,mengerti dan menyadari kehendak Tuhan , dan memulai perubahan dengan langkah pertama,kedua, ketiga dst dengan “pertobatan” , sadar sebagai orang berdosa karena ketidak mampuan kita melaksanakan kehendak Nya, mengikuti Dia .
Mungkin inilah yang dikehendaki Tuhan yang datang buat orang berdosa , dan mengajak kita memanggul salib dan bangkit bersama Nya .
Inilah keindahan jalan Yesus .