Selasa, 11 Mei 2021
Bacaan I: Kis. 16: 22-34
Injil: Yoh. 16: 5-11
SUDAH hampir setahun ini, saya memelihara burung lovebird di sebuah kandang berukuran 3m x 3m x 2m. Awalnya saya memelihara 8 pasang, sekarang sudah beranak pinak menjadi lebih dari 20 ekor.
Memelihara burung menjadi hiburan yang menarik selama masa pandemi. Selain mendengarkan kicauan yang ramai, dan warna-warni warna bulunya juga melihat tingkah polah burung-burung itu.
Duduk menikmati secangkir kopi sambil melihat burung-burung itu menjadi segar.
Salah satu hal yang menarik adalah ketika burung itu mulai akan bertelur. Burung betina dan jantan akan mengumpulkan serpihan-serpihan kayu, daun atau kertas untuk dibuat sarang.
Setelah bertelur, selama ini saya lihat burung-burung itu bertelur 2-3 butir, lalu betina akan mengerami.
Selama mengerami telur-telurnya, burung jantan akan membantu betina untuk mendapatkan makanan.
Setelah menetas, burung betina akan menjaga sarangnya dengan amat ketat. Burung itu menjadi galak, apabila ada burung lain yang mulai mendekati sarangnya.
Betina akan mencari makan dan menyuapi anak-anaknya. Saat bulu-bulunya sudah mulai lengkap maka anak-anak burung itu mulai keluar dari sangkar dengan pengawasan ketat dari induknya.
Selang beberapa hari anak-anak burung itu akan mulai belajar terbang.
Selama masih belajar terbang, selalu ditemani oleh induknya kemana pun anak-anak itu hinggap.
Hingga saatnya anak-anak burung itu sudah dianggap mampu untuk mandiri maka “disapih” oleh induknya dan tidak boleh lagi masuk ke sarang induknya.
Mereka harus membangun sarang sendiri.
Induk burung-burung itu tahu persis kapan anak-anaknya harus berpisah dengan dirinya. Saya melihat, ketika anaknya mulai diusir dan dilarang masuk, berarti anak-anak itu sudah disapih.
Dan saat itu anak-anak burung itu berjuang untuk mendapatkan sarang.
Selama belum mendapatkan sarang anak-anak burung itu akan tidur di ranting-ranting yang ada di kandang itu.
Tidak jarang anak-anak burung itu harus berkelahi dengan burung lain untuk mendapatkan sarang dan makanan.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes, Tuhan Yesus akan kembali kepada Dia yang telah mengutusNya.
Ia pergi dan akan mengutus Roh Penghibur untuk menemani dan menjaga para muridNya. Ia pergi karena melihat bahwa para murid-Nya sudah mampu untuk berjuang sendiri.
Yesus seolah “menyapih” para muridNya agar lebih berkembang dalam hidup berimannya. “Namun benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Bagaimana dengan aku? Adakah aku menjadi semakin dewasa dalam hidup beriman?
PS: Disapih adalah istilah dalam bahasa Jawa, ketika seorang anak diberhentikan minum ASI oleh ibunya.