Rabu, 2 Juni 2021
Bacaan I: Tb 3:1-11a.13.16-17
Injil: Mrk 12:18-27
“KEMATIAN yang datang silih berganti dalam keluargaku, telah melemahkan harapanku pada Tuhan,” kata seorang bapak.
“Dalam satu tahun saja, sudah ada lima orang meninggal. Dan mereka itu adalah pribadi-pribadi yang sangat dekat dengan hidup kami,” kata isterinya.
“Terlalu sulit berdoa dan memahami kehendak Tuhan, ketika kesedihan datang seakan tak berujung,” kata bapak itu.
“Apakah makna di balik rangkaian kesedihan ini?,” kata isterinya.
Banyak peristiwa yang kita alami secara manusiawi sangatlah sulit untuk kita mengerti, hingga kadang berat untuk berharap.
Kekecewaan dan kesedihan menjadi begitu mendominasi perasaan. Meski dalam hati terbersit keyakinan,sebenarnya segala sesuatu yang terjadi tidak akan kembali tanpa makna.
Yang perlu kita lakukan adalah kesabaran untuk menanti waktu yang tepat dalam memahami peristiwa yang terjadi.
Dengan kesediaan untuk terus berjalan di tengah kondisi hampa dan bertentangan dengan kerinduan hati kita.
Yakinlah bahwa Tuhan tidak tidur. Ia tidak akan membiarkan kemalangan terus berjaya.
Tuhan pasti hadir memberikan jawaban atas persoalan hidup. Atas kematian saudara-saudari yang kita cintai, asalkan kita tetap berharap.
Apakah aku berani berharap di tengah segala sitausi yang tidak menentu?