Bacaan: 2Kor. 8: 1-9, Matius 5:43-48
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (Mat.5:43-45)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini adalah bagian akhir dari “Kotbah di Bukit” dengan judul “Yesus dan Hukum Taurat.” Sebuah ajaran radikal tetapi sekaligus menjadi puncak dari model hidup bersesama. Tidak hanya mengasihi sesama yang mengasihinya tetapi berani mengasihi musuh atau yang membencinya. Dan pastinya ajaran Yesus ini berbeda atau bertentangan dengan aruran dan hukum Yahudi pada waktu itu. Mereka menganut aturan yang menyatakan bahwa yang disebut saudara adalah sebangsa atau seagama sedangkan di luar Yahudi atau non Yahudi mereka anggap kafir dan musuh. Ajaran kasih Yesus itu bersumber pada kasih Allah yang tetap menerbitkan matahari bagi orang baik maupun orang jahat. Kebaikan Tuhan tidak pilih-pilih.
Sahabat terkasih,
kini kita pun harus mewarisi dan menghidupi ajaran kasih itu. Jika sekarang ini kita masih sering menyimpan dengki kepada orang yang pernah melukai hati, mari kita mulai belajar untuk mendoakannya. Setidaknya, kita ingin membebaskan rasa dendam yang selama ini membebani hati kita. Tetap semangat.
Ini jamu bukan sembarang jamu, jamu istimewa dari nenek moyangmu. Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoa bagi yang menganiaya kamu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Pengaktualisasian ajaran Tuhan Yesus dalam tulisan rohani Pater sangat saya minati.