Frans Mujiharjo: Pelari Hingga Batas Akhir yang Selalu Jaga Kesehatan (3)

1
1,009 views

ALMARHUM Frans menderita penyakit asma dan diabetes. Karena itulah, ia menjalani hidupnya dengan sangat higienis terutama mengatur asupan konsumni untuk menjaga kesehatannya.

Kemana pun  pergi, ia selalu membawa air minum sendiri. Airnya pun istimewa yaitu air yang disuling menjadi hexagonal dengan alat penyaring air. Dengan alat inilah, ia pernah menjual air kesehatan yang ia jual dalam galon-galon.

Belakangan ini, setelah mesin penyaringnya mengalami kerusakan, ia mengonsumsi konsentrat mineral dalam bentuk cair, yang cara pemakaiannya cukup diteteskan di minuman atau jus yang akan diminum.

Semua makanan kesehatan ini sangat membantu Frans agar asmanya tidak selalu kumat.

Frans juga mencoba menjadi vegetarian namun ia kurang disiplin. Kalau ada acara yang makanannya menyajikan, Frans kadang masih makan daging juga.

Frans juga selalu meditasi di pagi hari di saat semua orang masih terlelap.

Gaya hidup sehat inilah yang membuat roman muka Frans, meskipun mempunyai penyakit yang masuk dalam kategori berat, nampak sehat dan muda.

Membangun hidup

Sekitar bulan Juni 2010, Frans mengajak saya gabung MLM lain. MLM ini sudah bubar. Saya ikut juga dan sempat mereferensikan kawan saya, seorang guru..

Ketika dia tahu bahwa Frans sudah lama menjomblo, kami berkonspirasi untuk menjodohkan Frans dengan seorang kawan, seorang guru agama katolik di suatu sekolah di Kelapa Gading. Ia seorang  janda dengan dua anak.

Mirip-mirip Frans begitulah.

Kami mengatur pertemuan dengan berpura-pura minta tolong Frans membantu memprospek.

“Sudahlah Frans, kamu lupakan dia! Mulailah membangun hidup baru! Ibu ini baik banget kok.” begitu saya memromosikan sang ibu.

Saya memang sudah mengenal ibu guru ini ketika saya masih frater yang tinggal di Salemba Bluntas.

Bu Guru ini beberapa kali minta agar saya memberikan acara rekoleksi di sekolah tempat ia mengajar.

Frans cuma tersenyum dan bilang, “yah… dicoba deh!”

Namun, perasaan tak bisa dibohongi, dan iman membentengi. Setelah beberapa kali pertemuan, baik Frans dan sang ibu guru mengambil sebuah keputusan. “Kami akan berteman saja”

Frans mengungkapkan tak bisa memulai lagi untuk mencintai yang lain.

Menurutnya, sebelum peristiwa ini ia sempat tertarik dengan adik dari salah seorang downlinenya. Namun ketika ia memikirkan istri, anak-anak dan perkawinan Katolik yang sudah ia pilih, ia tak sanggup lagi melanjutkan pendekatannya.

Perasaan serupa juga dialami oleh sang ibu guru yang kami jodohkan dengan Frans.

Akhirnya, kami menghargai keputusan tersebut sambil merenung dalam hati. Keadilan dan cara Tuhan menyayangi umat-Nya seringkali susah dimengerti.

Namun orang yang mengasihiNya bisa terlihat dari keputusan-keputusan sulit yang tetap berada dalam jalurNya.

Frans memilih meluluhkan perasaan manusiawinya untuk tetap setia pada Juru Selama-Nya. (Bersambung)

Photo credit: ilustrasi

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here