Bacaan 1: Kej 18:16 – 33
Injil: Mat 8:18 – 22
BANYAK orang alergi dengan istilah ‘radikal’, karena sering dikaitkan dengan sifat dari kelompok garis keras atau bahkan teroris.
Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radikal punya tiga arti:
- Secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip): perubahan yang…;
- Politik amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan);
- Maju dalam berpikir atau bertindak;
Kata radikal berasal dari Bahasa Latin, radix atau raici yang menurut The Concise Oxford Dictionary (1987), istilah radikal berarti ‘akar’, ‘sumber’, atau ‘asal-mula’.
Dimaknai lebih luas, istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala, atau juga bisa bermakna “tidak biasanya” (unconventional).
Jadi radikal berarti berkaitan dengan hal-hal yang mendasar atau prinsip fundamental.
Saat seorang ahli kitab dan seorang yang lain berniat mengikut Tuhan Yesus maka mereka ditantang hingga ke hal-hal yang sangat mendasar.
Meninggalkan segala keterikatan duniawi, termasuk keluarga.
“Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Dituntut totalitas dalam mengikut Yesus:
- Tidak ada jaminan kenyamanan.
- Harus mengutamakan Yesus daripada keluarga. Panggilan mengikut Yesus mengatasi semua kewajiban lain termasuk pemutusan ikatan keluarga.
Ini sebagai refleksi betapa penting dan seriusnya menjadi murid saat memutuskan menerima panggilan-Nya.
Keberadaan orang saleh meski hanya sedikit (sesuai syarat minimal Allah) mampu menyelamatkan orang sekotanya.
Terjadi tawar-menawar antara Allah dengan Abraham sehubungan rencana-Nya untuk menghancurkan Sodom dan Gomorah.
Ada hal yang sebetulnya cukup serius disini.
Adilkah, menghukum orang tak bersalah (meski hanya sedikit)?
Disini kita bisa melihat kesabaran Allah saat berdialog serta hasrat untuk membatalkan sebuah hukuman demi orang saleh yang hanya sedikit itu.
Kisah ini, menjadi pengajaran bagi generasi saat ini. Bahwa dosa mendatangkan hukuman namun bisa dibatalkan seandainya didapati kebaikan dalam standar minimal dari Allah.
Sayang di kota Sodom dan Gomorah tidak didapati orang saleh meski hanya 10 orang saja. Kedua kota itu akhirnya tetap dihukum dan diluluhlantakkan oleh Allah.
Pesan hari ini
Ada dua pesan dalam bacaan-bacaan hari ini.
Pertama, dituntut totalitas secara radikal saat memutuskan menanggapi panggilan-Nya. Kedua, perbuatan baik dalam standar minimal Allah mampu membatalkan hukuman dari-Nya.
“Panggilan bukanlah masalah kesempatan, melainkan masalah pilihan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”